78 Desa Tertua di Indramayu, Saksi Bisu Kepemimpinan Mbah Kuwu Sangkan
Makam Ki Gede Sukaurip di Kompleks Nur Giri Ciptarengga atau Gunung Sembung, atau biasa dikenal Kompleks Pemakaman Sunan Gunung Jati, di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon. -Foto: istimewa.-radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID – Terdapat setidaknya 78 desa tertua di Indramayu yang diperkirakan telah ada sejak zaman Mbah Kuwu Sangkan, tokoh sentral dalam penyebaran Islam di Cirebon dan sekitarnya.
Usia desa-desa ini diperkirakan telah mencapai ratusan tahun, menjadikan mereka (78 desa, red) saksi bisu dari peradaban dan perkembangan wilayah Kabupaten Indramayu.
Menurut Supali Kasim (59), seorang sejarawan lokal, keberadaan desa-desa tua ini menjadi bukti kuat tentang akar sejarah yang mendalam dan kekayaan budaya yang dimiliki Kabupaten Indramayu.
"Mbah Kuwu Sangkan, atau Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana, adalah sosok yang sangat dihormati di Cirebon."
BACA JUGA:Ole Romeny Masih Berpeluang untuk Menjadi Bagian dari Skuad Garuda, Namun Naturalisasinya...
"Diyakini memiliki peran penting dalam pendirian dan pengembangan sejumlah desa dan syiar Islam di Indramayu," ujar Supali Kasim saat dihubungi Radar Indramayu, Senin, 30 September 2024.
Selain mengajak masyarakat memeluk agama Islam, menurut Supali, Mbah Kuwu Sangkan juga memiliki ilmu pemerintahan yang tinggi.
"Beliau dikenal sebagai seorang ulama besar yang juga memiliki pengaruh kuat dalam bidang pemerintahan."
"Kepemimpinan beliau berhasil menyatukan berbagai kelompok masyarakat dan membangun peradaban yang makmur, termasuk di wilayah Kabupaten Indramayu," ungkapnya.
BACA JUGA:Pelatih Indra Sjafri Ajukan Naturalisasi Tiga Pemain Keturunan Terbaru, Ada Kaya Symons!
Supali bercerita, para pendiri di masing-masing 78 desa di Indramayu memiliki kaitan erat dengan Cirebon, mereka diperintah oleh Mbah Kuwu Sangkan untuk mendirikan pedukuhan (pedesaan).
Para pendiri desa-desa kuna (Ki Gede) di Indramayu memiliki kaitan erat dengan tokoh sebagai pengikut, seperti Ki Kuwu Cerbon (Walangsungsang/Cakrabuana) dan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: