Hujan dengan Intesitas Tinggi, Mengakibatkan Tujuh Desa di Kabupaten Cirebon Terdampak Banjir
PALING PARAH: Akibat curah hujan tinggi dan tanggul sungai jebol, banjir masih merendam Desa Jagapura Kecamatan Gegesik hingga Minggu sore (7/7).-Andri Wiguna-radarcirebon.com
CIREBON, RADARINDRAMAYU.ID -Hujan dengan intensitas tinggi dan durasi waktu yang cukup lama, melanda Kabupaten Cirebon.
Akibatnya, sebanyak tujuh desa yang ada di Kabupaten Cirebon, terdampak banjir, dari hari Sabtu (6/7) hingga Minggu (7/7).
Tujuh desa itu antara lain, Desa Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun, Desa Bayalangu Lor, Desa Bayalangu Kidul, Desa Jagapura Lor, Desa Jagapura Kidul, dan Desa Jagapura Kulon Kecamatan Gegesik, dan terakhir Perumahan Bumi Bunder Indah Desa Bunder Kecamatan Susukan.
Berdasarkan data yang dihimpun Radar Cirebon, banjir yang melanda Desa Arjawinangun disebabkan karena meluapnya Sungai Posong, sehingga air luapan dari sungai itu ke pemukiman warga setinggi 20 cm sampai 70 cm.
BACA JUGA:Kabar Duka dari Tanah Suci, Tujuh Jamaah Haji Meninggal Dunia
Dampaknya, 265 rumah, 10 hektare sawah, sekolah, musala, kantor Kecamatan, hingga Kantor Damkar terendam banjir.
Sementara itu, banjir setinggi 30 centimeter (cm) hingga 60 cm yang terjadi di Desa Bayalangu Lor dan Bayalangu Kecamatan Gegesik disebabkan karena debit air yang deras dan meluap dari pembuangan Sungai Sriganala yang mengalami sedimentasi. Dampaknya, 15 hektare sawah terendam, dan 180 rumah terdampak banjir.
Sedangkan, banjir yang paling parah terjadi di tiga desa Kecamatan Gegesik. Yakni, Desa Jagapura Kulon, Jagapura Lor, dan Jagapura Kidul. Banjir dengan kedalaman 40 cm sampai 100 cm itu, telah menyebabkan 3.711 rumah terendam banjir. Bahkan, sampai Minggu siang, kondisi banjir belum surut.
“Penyebabnya, selain hujan dengan intensitas tinggi, dan berlangsung lama, juga karena Sungai Jonggol meluap, dan diperparah dengan TPT (Tanggul Penahan Tanah) yang jebol,” kata Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda.
Tidak hanya itu saja, pintu air di desa tersebut juga sulit dibuka. Saat ini, lanjut Juwanda, pintu air tengah diperbaiki oleh petugas dari dinas terkait dan masyarakat setempat, agar air mengalir dan air di rumah warga cepat surut.
Sementara itu, warga Jagapura Kidul, Khaerudin mengatakan, wilayahnya sebenarnya masuk kedalam wilayah yang jarang terkena banjir. Bahkan banjir terakhir katanya terjadi saat 2005 lalu.
“Sudah lama tidak banjir, air masuk rumah itu mulai tadi malam, malam Minggu. Nah, sampai Minggu sore air belum surut, ini paling lama kejadiannya, biasanya cepat surut, ini mungkin karena ada tanggul jebol jadi air masih deras masuk ke pemukiman,” ujarnya.
Air yang begitu cepat naik membuat banyak warga tidak bisa menyelamatkan harta bendanya. Banyak peralatan elektronik yang terendam dan banyak juga kendaraan bermotor yang terjebak banjir di dalam rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: