Harga Garam Anjlok, Petani di Kabupaten Cirebon Merugi Tidak Bisa Menutupi Ongkos Produksi

Harga Garam Anjlok, Petani di Kabupaten Cirebon Merugi Tidak Bisa Menutupi Ongkos Produksi

ANJLOK: Harga garam di Kabupaten Cirebon saat ini sedang merosot sehingga petani kesulitan menutup biaya produksi. Tampak produksi garam melimpah karena tengah panen raya tetapi harga jatuh, kemarin. -LPPNU-radarcirebon.com

CIREBON, RADARINDRAMAYU.ID -Produksi garam di Kabupaten Cirebon melimpah. Sayangnya, harga jual di pasaran tak sesuai ekspektasi, anjlok. Mentok di angka Rp800/kg. Kondisi ini dikeluhkan petani garam.

Petani Desa Bungko Kecamatan Kapetakan, Sarif mengaku, harga garam sempat tembus Rp4 ribu/kg. Kini, harganya hancur Rp800/kg, tidak bisa menutupi ongkos produksi.

"Kan kami harus membayar tenaga kerja, mengeluarkan untuk bensin dan solar yang mahal. Sementara harga jual saat panen malah hancur,” kata Sarif.

Keluhan mereka pun disampaikan kepada Dewan Pakar LPPNU Lembaga Pengembangan Pertanian Nadhatul Ulama (LPPNU), Drs H Asdullah MM saat melakukan monitoring di area tambak garam di Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, Minggu (13/8).

BACA JUGA:KAI Daop 3 Cirebon Gelar Turnamen Catur Merah Putih Antar Jurnalis. Juaranya dari Indramayu

BACA JUGA:Terima Adhikarya Pratama Pembangunan Pertanian. Bupati : Penghargaan Untuk Petani dan Masyarakat Indramayu

“Garam sedang melimpah. Sementara harganya diluar ekspektasi. Ini membuat para petani berkeluh kesah,” kata Asdullah.

Menurutnya, selama ini para petani mengandalkan produksi garam sebagai sumber utama penghasilan, tentu menghadapi situasi yang sulit. Penurunan harga garam membuat pendapatan mereka merosot tajam. Mengancam kesejahteraan ekonomi mereka.

“Banyak petani yang mengeluhkan bahwa biaya produksi dan tenaga kerja yang dikeluarkan untuk menghasilkan garam jauh lebih tinggi daripada pendapatan yang mereka peroleh sekarang,” terangnya.

Menurutnya, ada beberapa faktor di balik melimpahnya pasokan garam dan penurunan harga adalah peningkatan produksi garam di beberapa daerah penghasil utama karena kondisi cuacanya mendukung.

BACA JUGA:Peringati HUT Ke-62 Pramuka 2023, Gubernur Emil: Kwarda dan Pemprov Jabar Juara Lahir Batin

BACA JUGA:Festival Merah Putih, Ridwan Kamil Gabung Mengarak Bendera

“Mereka meminta pemerintah untuk memberikan dukungan dan bantuan dalam menjaga kesejahteraan petani di tengah perubahan pasar yang cepat,” kata Abdullah yang juga menjabat Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon itu.

Ia berharap, pemerintah dapat berkolaborasi dengan para petani untuk menemukan solusi yang tepat, seperti diversifikasi usaha atau pendekatan lain yang dapat membantu mereka mengatasi dampak penurunan harga garam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: