Pedagang Mengeluh Omzet Turun Drastis Lantaran Akses Jalan Rusak di Kawasan Batik Trusmi

Pedagang Mengeluh Omzet Turun Drastis Lantaran Akses Jalan Rusak di Kawasan Batik Trusmi

BECEK: Jalan rusak yang membuat usaha batik di Trusmi mengeluh.-Cecep Nacepi-radarcirebon.com

CIREBON, RADARINDRAMAYU.ID - Sejumlah pedagang batik di kawasan Trusmi Kulon, Kecamatan Plered hanya bisa mengelus dada.

Pasalnya, meskipun masuk dalam kawasan wisata batik, tetapi bisnis mereka menjadi sepi. Omzet mereka turun drastis. Hal itu lantaran akses jalan milik Kabupaten Cirebon rusak parah.

Apalagi saat musim hujan, genangan air di jalan tersebut tidak hilang berhari-hari karena tidak adanya drainase.
Kondisi becek, kotor, dan rusak itu membuat konsumen mengeluh ke para pedagang batik di kawasan Trusmi itu.
Terutama toko yang lokasinya masuk ke dalam. Konsumen menjadi malas menempuh perjalanan masuk ke dalam, karena jalan rusak. Sehingga, konsumen pun tidak jadi membeli batik.

“Sudah becek dan rusak kanan dan kirinya. Kami pun terimbas. Pembeli semakin berkurang. Ada suara dari konsumen kami, mereka tidak jadi beli batik ke kami karena jalan rusak, jadi mereka parkir dan beli di butik yang ada di depan,” tutur Pengelola Toko Batik, Susilo (49) kepada Radar Cirebon, kemarin.

BACA JUGA:DPRD Belum Bentuk Panitia Pemilihan Wakil Bupati, Kasan Basari dan Dirut Perumdam Ady Setiawan Berpeluang

BACA JUGA:Pembangunan Sektor Perikanan dan Kelautan Masih Menjadi Prioritas Bupati Nina

Menurut Susilo, sejak adanya tol tidak berpengaruh pada penjualan. Namun, ketika akses jalan milik Kabupaten Cirebon di wisata batik Trusmi rusak, penjualan berkurang hingga 50 persen.  

Saat Lebaran Idul Fitri 2023, kemarin. Biasanya Ia sering melayani konsumen yang datang. Namun kali ini sangat jarang.

"Kalau akses jalan bagus, penjualan juga lumayan. Tapi akses jalan rusak, ditambah Covid-19 tahun kemarin, jadi sepi,” keluhnya.

Menurut Susilo, meski Jalan yang rusak itu milik Kabupaten Cirebon, harusnya pemerintah Desa Trusmi juga berperan aktif dalam memberikan solusi terhadap rusaknya jalan tersebut.

BACA JUGA:89 Mahasiswa Unwir KKN Tematik di Kecamatan Kedokan Bunder

BACA JUGA:KAI Daop 3 Cirebon Layani 134.123 Penumpang Selama Masa Angkutan Lebaran 2023

Karena permasalahan utama yang menyebabkan jalan itu rusak adalah tidak adanya drainase. Sehingga, jika jalan saat ditambal akan cepat rusak.

“Meskipun sudah ditambal juga cepat rusak, soalnya tidak ada drainase. Karena air yang ada di jalan itu gak tahu dibuang kemana. Malah masih tergenang berhari-hari," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: