Cuaca Ekstrem, Ribuan Nelayan di Pesisir Pantura Eretan Turun Jangkar
ilustrasi nelayan--
Radarindramayu.id, KANDANGHAUR - Fenomena gerhana bulan total yang terjadi Selasa malam (8/11) kemarin, masih terus diwaspadai para nelayan di Pesisir Pantura Eretan, Kecamatan Kandanghaur.
Ribuan nelayan disana kompak tidak melaut alias turun jangkar. Mereka juga mulai mencermati potensi terjadinya pasang air laut atau rob dampak gerhana bulan total.
Apalagi sejak sepekan terakhir banjir rob mulai menerjang kawasan permukiman warga di sana. “Saat ini nelayan kami untuk sementara istirahat dulu,” ucap Ketua KUD Misaya Mina Eretan Wetan, Rasgianto kepada Radar, Rabu (9/11).
Sejatinya ungkap dia, nelayan di desanya biasa memilih turun jangkar selama musim terang bulan. Sekitar selama 10 hari.
BACA JUGA:Toserba di Cibeureum Terbakar, Kerugian Rp370 Juta
Sembari itu, mereka memaanfaatkan waktu untuk melakukan perbaikan alat tangkap atau perahu maupun kapal masing-masing. Setelah musim terang bulan selesai, mereka akan kembali melaut.
Hal itu dibenarkan, Sono salah seorang nelayan. Berdasarkan pengalaman, ungkap dia, banjir rob biasa melanda sepanjang musim terang bulan. Kondisi serupa juga kerap terjadi ketika berlangsung fenomena gerhana bulan.
“Tapi akhir-akhir ini banjir rob datang tidak tentu waktu,” ucapnya.
Selain saat datangnya musim terang bulan, nelayan juga memilih turun jangkar ketika cuaca buruk musim baratan. Dimana kondisi angin bertiup kencang dari barat, disertai hujan deras yang bisa membahayakan keselamatan nelayan.
Cuaca ekstrem ditandai tiupan angin sangat kencang berisiko menimbulkan gelombang tinggi.
Tapi kadangkala ada saja nelayan yang nekat mencari ikan di laut lantaran terdesak kebutuhan hidup. “Masih ada yang colong-colongan. Kalau cuaca lagi bagus, nelayan ya pada berangkat. Tapi tetap harus hati-hari,” tandasnya.
BACA JUGA:Jadwal dan Lokasi Layanan SIM Keliling Polres Indramayu.Hari Ini di Pasar Kertasmaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: