Puskesmas Lohbener Kawal Ibu Hamil lewat Ngiung Ngiung Hayuk Reborn

Puskesmas Lohbener Kawal Ibu Hamil lewat Ngiung Ngiung Hayuk Reborn

PENYULUHAN: Ibu-ibu hamil mengikuti program Ngiung Ngiung Hayuk Reborn dari Puskesmas Lohbener sebagai upaya untuk menurunkan stunting, kemarin.-Komarudin Kurdi-RADAR INDRAMAYU

Radarindramayu.id, LOHBENER - Berbagai cara dilakukan UPTD Puskesmas Lohbener demi menurunkan kasus stunting. Dalam upaya percepatan penurunan kasus kematian ibu dan bayi, Puskesmas Lohbener melakukan pengawalan ketat ibu hamil lahir sehat selamat sampai masa nifas berakhir .

Kepala UPTD Puskesmas Lohbener, dr H Andri mengatakan, gerakan menurunkan angka stunting dinamakan Ngiung-Ngiung Hayuk Reborn.

Dalam gerakan ini seluruh ibu hamil dikawal dan dipantau secara maksimal, dari pemenuhan asupan gizi untuk seribu hari pertama kehidupan, dimulai sejak konsepsi gizi ibu hamil sampai melahirkan tercukupi, dan stunting dapat terhindari.

“Kegiatan Ngiung-Ngiung Hayuk Reborn adalah satu agenda kegiatan rutin dilaksanakan setiap bulan oleh UPTD Puskesmas Lohbener. Kegiatan ini diadakan untuk  percepatan penurunan kasus kematian ibu dan bayi dengan pengawalan maksimal,” ujar Andri, kemarin.

BACA JUGA:Wujudkan Smart Living, BRI dan Pemdes Cangkingan Tanam Ratusan Bibit Pohon

Ngiung Ngiung Hayuk Reborn, lanjut Andri adalah pelaksanaan gerakan penurunan stunting terpadu Kabupaten Indramayu, yakni kebijakan Bupati Indramayu, Hj Nina Agustina.

“Gerakan penurunan stunting menjadi peraturan bupati Indramayu. Ibu bupati ingin kasus kematian ibu hamil dan bayi di Kabupaten Indramayu turun. Oleh karenanya beliau menggerakan unsure-unsur terkait, khususnya Puskesmas melakukan gerakan percepatan penurunan stunting,” paparnya.

Andri menerangkan, pada tahun 2017 di Kabupaten Indramayu terdapat kasus kematian sebanyak 45 kasus. Angka tersebut tergolong pada kategori tinggi. Dari 45 kasus tersebut 3 kasus diantaranya dari Puskesmas Lohbener.

Adanya kasus tersebut, Puskesmas Lohbener melakukan berbagai upaya untuk menurunkannya. Di tahun 2018, Puskesmas menciptakan program Ngiung Ngiung Hayuk, yaitu kegiatan antenatal care (ANC) terintegrasi khusus ibu hamil risiko tinggi, dengan melibatkan lintas sektoral dengan tujuan menurunkan kasus kematian.

BACA JUGA:Klasemen Liga 1 2022/2023 Pekan Ke-4, Madura Kokoh di Puncak, Persib Naik ke Posisi 14

Puskesmas, lanjutnya, memantau dengan ketat ibu hamil kategori resiko tinggi dengan pemeriksaan lengkap secara terintegrasi dan rujukan telah di persiapkan dengan matang.

“Dalam tiga tahun, yakni 2018, 2019, dan 2020, ibu hamil risiko tinggi yang mengikuti program inovasi Ngiung Ngiung Hayuk lahir sehat dan selamat dan pemantauan berlanjut sampai masa nifas berakhir 42 hari. Upaya tersebut sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan IPM,” terangnya.

Sejak program Ngiung Ngiung Hayuk Reborn selama tiga tahun itu, Puskesmas Lohbener zero untuk kematian ibu. Namun pada tahun 2021 terdapat kematian ibu hamil non risiko tinggi.  

Di Puskesmas Lohbener, ungkapnya, kematian ibu tahun 2021 tercatat 4 orang, diantaranya 2 ibu hamil yang terpapar Covid-19 dan 1 ibu hamil akibat kecelakaan lalu lintas, 1 ibu hamil eklamsia dan tercatat 15 kematian bayi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: