Sebagian warganet menilai bahwa ini adalah sinyal bahwa publik figur pun punya hak untuk melawan jika sudah dilewati batas.
Namun, tak sedikit pula yang menganggap Hokky sedang menutup ruang kritik publik.
Mengingat ia adalah pemain nasional yang mewakili negara, performanya tentu terbuka untuk dinilai dan dievaluasi.
Tapi di sinilah letak perdebatan: apakah komentar kasar dan hinaan vulgar masih layak disebut sebagai "kritik"?
BACA JUGA:Cicil Mulai dari 164 Ribu untuk UMKM, Berikut Pinjaman KUR BRI Plafon 100 Juta Lengkap dengan Syarat
Banyak pakar hukum dan netizen netral mengingatkan bahwa setiap orang bebas berpendapat, tapi juga bertanggung jawab atas dampak ucapannya.
Kasus ini bisa menjadi preseden penting bagi para atlet dan selebriti lain yang selama ini memilih diam meski dihina habis-habisan di media sosial.
Jika sebelumnya somasi semacam ini hanya dilakukan oleh artis atau tokoh politik, kini seorang pesepakbola muda pun menunjukkan bahwa ia tak segan berdiri membela kehormatan dirinya dan orang yang ia cintai.
Bagi Hokky, ini bukan soal menolak kritik, tapi tentang menjaga batas yang sehat antara kritik dengan kekerasan verbal.
BACA JUGA:Cicil Mulai 216 Ribuan, Berikut Tabel Lengkap Pinjaman KUR BRI Plafon 100 Juta Bagi UMKM
Kini publik menunggu bagaimana kelanjutan kisah ini.
Apakah kelima akun tersebut akan meminta maaf secara terbuka? Ataukah Hokky benar-benar akan membawa kasus ini ke polisi?
Yang jelas, langkah ini telah menggeser opini publik: bukan cuma tentang sepak bola, tapi tentang bagaimana cara kita bermedia sosial dengan etika.