RADARINDRAMAYU.ID - Peluncuram dua kapal Gunung Surowiti dan Gunung Pulosari milik Ma'had Al-Zaytun di pantai Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, sontak menjadi sorotan publik.
Untuk mengetahui lebih dekat maksud dan tujuan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang, membuat dua kapal besar, General Manager Radar Indramayu, H Adun Sastra melakukan wawancara ekslusif dengan Syekh Panji di lokasi Galangan Kapal Pantai Eretan Kulon. Lantas, apa alasan di balik pembuatan kapal tersebut?
Panji Gumilang, mengungkapkan ambisi besarnya untuk mengembangkan sektor maritim Indonesia. Ia menargetkan hingga tahun 2045 setidaknya 50 kapal yang dapat mendukung berbagai aktivitas maritim, terutama penangkapan ikan.
"Potensi maritim Indonesia sangat besar, namun belum tergarap secara maksimal. Dengan memiliki armada kapal yang kuat, kita dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan, membuka lapangan kerja baru, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah maritim internasional," ujar Panji Gumilang dengan tenang.
Tidak seperti biasanya, Syekh Panji setiap momen wawancara itu selalu dengan nada tinggi. Tapi sekarang ia menerangkan dengan santai, dengan nada yang merendah.
BACA JUGA:Keren! Indonesia Juara Piala Dunia Football Manager 2024 Setelah Tekuk Jerman di Final
Ketika ditanya apakah target 50 unit kapal yang akan dibuat itu sekadar wacana? Panji menjawab, saat ini para pekerja sudah mulai menggarap pembuatan kapal yang ketiga, dengan ukuran yang cukup panjang dan besar. "Kapal ketiga ini ukurannya hampir 100 meter lebih. Sekarang sedang dibuat," jelas Panji.
Lebih lanjut, Panji Gumilang menjelaskan bahwa target 50 kapal ini bukanlah sekadar angka sembarangan.
Ia telah merancang sebuah roadmap yang detail, mulai dari pengadaan kapal, pengembangan sumber daya manusia, hingga perbaikan infrastruktur pelabuhan.
"Kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, pengusaha, dan masyarakat, untuk mewujudkan target ini. Kami yakin, dengan sinergi yang kuat, kita dapat mencapai kemandirian maritim dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," imbuhnya.
Namun, Panji Gumilang juga mengakui bahwa perjalanan menuju target 50 kapal tidak akan mudah. Beberapa tantangan yang harus dihadapi antara lain anggaran, teknologi, dan sumber daya manusia.
"Untuk mengatasi tantangan tersebut, kami akan mengoptimalkan penggunaan teknologi, menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, serta mencari sumber pendanaan yang inovatif. Kami juga akan mendorong pengembangan industri galangan kapal dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor," jelasnya.
BACA JUGA:Calon Pemain Naturalisasi Mauro Zijlstra Dikabarkan Sudah Siapkan Dokumen Naturalisasi
Jika target Panji Gumilang tercapai, tentu saja akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi Indonesia, khususnya di sektor perikanan dan kelautan.
Untuk hasil tangkapan ikan, lanjut dia, tidak hanya memenuhi kebutuhan santri Ma'had Al-Zaytun saja, tapi untuk memenuhi kebutuhan ikan di Indonesia. Sedangkan masa berlayar kapal itu bisa tahunan di tengah laut.