Radarindramayu.id, JAKARTA - Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani menjelaskan kondisi istri
Irjen Ferdy Sambo, setelah terlibat dalam aksi baku tembak sesama polisi yang menewaskan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Menurutnya, saat ini ibu (istri Ferdy Sambo, Red) hanya bisa menangis
Andy Yentriyani mengatakan, terlepas dari kasus penembakan sesama polisi, pihaknya selaku ketua Komnas Perempuan akan memandang kondisi istri irjen Ferdy Sambo sebagai fokus utama.
Dikatakan, istri Irjen Ferdy Sambo merupakan korban kekerasan seksual atas kasus penembakan sesama polisi tersebut.
"Kasus ini sedang terus kami dalami. Komnas Perempuan mengupayakan siapa pun yang melaporkan kekerasan seksual, yang pertama harus kami pasikan adalah upaya perlindungan dan pemulihanya dilakukan semua pihak," ujar Andy Yentriyani dalam keterangannya di Jakarta, Jum'at (22/07).
BACA JUGA:Airlangga Ajak Perusahaan Jepang Kembangkan Smart City di IKN
Andy memastikan jika Komnas Perempuan memandang kondisi istri Irjen Ferdy Sambo akan jadi fokus utama bagi lembaganya.
"Kalau memang dia adalah saksi dari peristiwa penembakan ini, tetap dia butuh pulih dulu baru bisa bercerita. Yang jadi fokus kami adalah Ibu P (Istri Irjen Pol Ferdy Sambo) punya ruang untuk pemulihan. Ibu P masih dalam kondisi sangat syok. Saat ini Ibu P hanya menangis saja, makanya kami butuh ruang lebih untuk bisa mendampingi kasusnya," jelasnya.
Andy menegaskan kepada semua pihak, untuk menghentikan berbagai spekulasi tentang peristiwa di rumah dinas mantan Irjen Pol Ferdy Sambo. Ia juga meminta semua pihak bersabar menunggu hasil investigasi tim khusus (timsus) yang dibentuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
"Sebaiknya semua spekulasi, khususnya terkait motif dihentikan, karena ini akan menghalangi beliau untuk bisa pulih,"ujarAndy.
BACA JUGA:Disdukcapil Indramayu, Jemput Bola Cetak Kartu Identitas Anak
Menurutnya, dengan muncunya berbagai spekualasi tersebut, akan mempersulit tim khusus bentukan Kapolri untuk mendapatkan keterangan P, yang menjadi saksi kunci peristiwa.
Andy juga meminta publik agar bersabar menunggu hasil penyelidikan. Baik dari tim khusus Polri maupun Komnas HAM. "Semua spekulasi tersebut sebaiknya dihentikan," tegasnya.
.
Andy mengatakan, isu utama kasus ini adalah penembakannya. Jadi sebaiknya kasih waktu Komnas HAM, timsus, kepolisian untuk memberikan informasi apa yang sebetulnya terjadi. "Makanya, kita hentikan dulu spekulasi-spekulasi tentang motif, kita kasih ruang untuk Ibu P pulih," katanya.
Komnas Perempuan juga dipastikan terus memonitor perkembangan kondisi P dan berkoordinasi dengan tim khusus Polri maupun Komnas HAM, bila ditemukan informasi tambahan.
Sebelumya diberitakan, Komnas Perempuan membenarkan istri kepala divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo alami pelecehan seksual. Komnas perempuan mendatangi unit perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk menanyakan penjelasan dugaan kasus pelecahan seksual yang dialami istri Irjen Ferdy Sambo.
Berdasarkan hasil pertemuan, Komnas Perempuan jelaskan terdapat dua peristiwa yakni dugaan kasus pelecehan seksual dan kasus yang kedua adalah penembakan.
"Kasus ini betul ada kekerasan seksualnya ada kasus penembakanya. Mari kita pisahkan sehingga pada saat yang bersamaan hiruk pikuk penembakan tidak membuat korban menjadi lebih trauma, itu pesan saya," kata Andy saat itu.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah resmi mencopot Irjen Pol Ferdy Sambo dari jabatan Kadiv Propam Polri pada Senin, 18 Juli 2022 lalu.
Keluarga Brigadir J yang diwakili kuasa hukum juga menginginkan Karo Paminal Divisi Propam Polri, Brigjen Pol Hendra Kurniawan dan Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto juga dinonaktifkan. Keinginan keluarga Brigadir J itu dipertimbangkan oleh Kapolri. (oet/fin)