Sawah Bebas Hama Keong Mas Berkat Ternak Bebek Rumahan

Sawah Bebas Hama Keong Mas Berkat Ternak Bebek Rumahan

INDRAMAYU – Tiga tahun terakhir, lahan pertanian sawah di Desa Lempuyang, Kecamatan Anjatan diklaim bebas dari hama keong mas. Musababnya, hama yang selama ini merugikan petani diburu secara masif untuk pakan ternak bebek. Produksi melimpah menjadi bahan baku home industry pembuatan telur asin. Ibarat pepatah, sekali kayuh, tiga pulau terlewati berkat program pemberdayaan masyarakat ternak bebek rumahan. “Program ternak bebek rumahan ini memang terintegrasi untuk mengatasi persoalan petani dan mendongkrak ekonomi para pelaku usaha kecil di desa kami,” kata Kuwu Desa Lempuyang, Taufik Hidayat dia kepada Radar Indramayu, kemarin (4/10). Ternak bebek rumahan yang dirintis sejak tahun 2016 lalu, tak hanya bagi warga penerima manfaat. Tapi juga para petani sawah serta pelaku industri rumahan Dia menuturkan, di awal-awal program ini dirintis Pemdes Lempuyang mengalokasikan anggaran dari Dana Desa (DD) sebesar Rp40 juta untuk membeli sebanyak 2.240 ekor bebek indukan yang kemudian dibagikan kepada 320 warga penerima manfaat. Setiap warga dijatah hanya mendapat 7 ekor bebek. Jika pada perkembangannya menunjukkan hasil positif, warga kembali mendapat bantuan 5 ekor bebek. “Sengaja hanya 7 ekor bebek yang diberikan. Karena memang tujuan ternak bebek rumahan ini sebagai sampingan, bukan pekerjaan utama. Kalau jumlah bantuannya banyak malah nanti waktunya tersisa untuk angon bebek,” ungkap suami Erni Handayani ini. Pada tahun 2017 lalu, alokasi anggaran untuk pemberdyaan masyarakat ini naik menjadi Rp70 juta. Tahun 2018 kembali bertambah menjadi Rp90 juta dan pada tahun 2019 ini Pemdes Lempuyang mengalokasikan anggaran sebesar Rp125 juta. Naiknya alokasi anggaran menyusul cukup tingginya tingkat keberhasilan program ternak bebek rumahan yang mencapai 70 persen. “Tiga puluh persen gagal, bebeknya ada yang mati, hilang atau dijual. Tapi 70 persen itu termasuk tinggi keberhasilannya,” ucap Kuwu Taufik. Dijelaskan mantan guru ngaji kelahiran 12 Februari 1981 ini, lewat program ternak bebek rumahan ini setiap warga penerima manfaat wajib mencari hama keong mas di sawah, sebagai salah satu alternatif pakan ternak selain dedak dan makanan sisa. Cara ini demi efektivitas dan peningkatan produksi sekaligus menjadi solusi saat harga pakan ternak pabrikan melambung. Pasalnya, keong mas dapat meningkatkan produksi telur itik dan tidak mengurangi kualitas telor itik peliharaan. Ini karena selain mengandung banyak protein, keong mas juga kaya akan kalsium dan memberikan pertumbuhan yang baik. Di sisi lain, para petani di Desa Lempuyang tak pusing lagi mengatasi serangan hama keong mas. Pasalnya, jenis hama yang konon tak mempan obat-obatan pembunuh serangga itu bisa dibasmi dengan cara lain yang jauh lebih murah. Petani cukup meminta tolong para peternak bebek rumahan. Selain efektif, petani tak perlu membayar ongkos kepada pemilik bebek, karena mereka ikut merasakan untung. Jika sering memakan keong mas, telur yang dihasilkan relatif lebih besar. Peternak pun tak lagi repot menyediakan ikan atau bekatul untuk pakan. Sebaliknya, petani diuntungkan karena lahan padinya selamat dari serangan keong mas. “Alhamdulillah, sejak program ternak bebek rumahan ini bergulir, areal persawahan di Desa Lempuyang bebas hama keong mas. Malah, warga kami sampai mencari keluar desa karena di sini sudah sulit ditemukan,” ujarnya. Warga juga tidak perlu pusing soal pemasaran produksi telur bebek. Seiring dengan program ternak bebek rumahan, Pemdes Lempuyang juga membentuk Usaha Kecil Menengah (UKM) telur asin. Terdapat empat UKM yang sudah dibentuk, bahan bakunya diambil dari peternak bebek rumahan itu. “Alhamdulillah lagi, program ternak bebek rumahan ini mendapat apresiasi dari Kementrian Desa. Kita sangat siap jika ada kunjungan lapangan,” tandasnya. (kho)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: