Wabup Syaefudin: Kita Punya Banyak Beras, Tapi Diakui Daerah Lain

Wakil Bupati Indramayu, H Syaefudin. --radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Dalam pertemuan bersama jajaran Radar Cirebon Group, Wakil Bupati Indramayu Syaefudin menyoroti tentang "branding" beras yang beredar di Indonesia, dan saat ini dikonsumsi masyarakat luas.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian RI per tanggal 31 Desember 2024, Kabupaten Indramayu, sebagai salah satu daerah penghasil beras utama di Indonesia, memiliki potensi yang sangat luar biasa.
Dengan total lahan sawah mencapai 125.442 ha, termasuk 112.965 ha lahan sawah dilindungi (LSD) serta 84.684 ha lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B), Indramayu terus menjadi tulang punggung produksi pangan nasional.
Hal itu tidak sebanding dengan brand atau nama produk beras yang bukan dari Indramayu, melainkan dari daerah lain.
"Saat ini, kita punya beras banyak tapi diakui daerah lain," ujar Syaefudin, di Ruang Rapat Wakil Bupati, Senin, 21 April 2025.
BACA JUGA:Rahasia Dapat Saldo DANA Gratis Rp500 Ribu dari Scroll TikTok, Coba Aplikasi Ini Terbukti Membayar!
Beras yang dikirim dari Indramayu, kata Wabup, belum memiliki lisensi atau branding. Maka hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk memberikan branding dari daerah selain Indramayu.
"Sebagaimana diketahui permasalahan tadi, kita upayakan kasih cap (tanda) dulu di sini sebelum dikirim ke daerah-daerah," tegasnya.
Menyikapi hal ini lebih lanjut, Pemerintah Kabupaten Indramayu akan mengawal proses distribusi beras hingga ke pasar-pasar besar dalam skala nasional.
"Nah, kita perlu pengawalan ini, agar kita punya nama. Beras dari Indramayu sudah semestinya dikenal sebagai 'Beras Indramayu'," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: