Trump Naikkan Tarif Impor China Jadi 104%, Dunia Ketar-Ketir: Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Trump Naikkan Tarif China Jadi 104%, Dunia Ketar-Ketir: Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?-CNN, Getty Images-radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Sejak Februari 2025, Presiden Amerika Serikat saat ini, Donald Trump, telah menaikkan tarif impor untuk berbagai produk dari China.
Dimulai dari 10%, meningkat ke 20%, dan kini pada April 2025 tarif tersebut melonjak drastis hingga 104%. Kebijakan ini disebut sebagai respons atas tarif balasan dari China sebesar 34% terhadap produk-produk AS.
Pemerintah China pun tidak tinggal diam. Mereka menyebut tindakan AS ini sebagai bentuk "pemerasan dagang" dan berencana menggugat ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Selain itu, Beijing menegaskan bahwa mereka akan mengambil langkah balasan yang "tepat dan terukur".
BACA JUGA:Jurgen Ekkelenkamp Punya Darah Indonesia, Tapi Tak Bisa Bela Timnas Garuda : Ini Alasannya
Dampak Global: Pasar Panik, Harga Minyak Anjlok
Ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia ini segera berdampak ke berbagai sektor global. Pasar saham AS langsung anjlok, dengan indeks S&P 500 turun di bawah level psikologis 5.000 poin.
Harga minyak dunia pun ikut merosot hampir 4% karena kekhawatiran permintaan global akan menurun.
Bagi konsumen AS, dampak yang paling terasa adalah melonjaknya harga barang-barang impor dari China, terutama produk-produk seperti mainan anak, perangkat elektronik, hingga gadget.
Di sisi lain, sejumlah negara seperti Uni Eropa dan Kanada mengecam keras kebijakan Trump karena dianggap bisa memicu instabilitas ekonomi global.
BACA JUGA:Shin Tae-yong Tegaskan Tak Ada Tawaran dari Indonesia, Pilih Istirahat dari Dunia Kepelatihan
Para ekonom pun mulai menyuarakan kekhawatiran: situasi ini bisa memicu gelombang resesi global baru.
Dampak untuk Indonesia: Ekspor Melemah, PHK Mengancam
Meskipun Indonesia tidak terlibat langsung dalam perang dagang ini, dampaknya tetap bisa dirasakan, khususnya pada sektor ekspor dan manufaktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: