Upaya Membangun Kesadaran Kolektif Literasi di Desa Pengauban

Upaya Membangun Kesadaran Kolektif Literasi di Desa Pengauban

Pustaka Rasa menggelar lapak baca di perempatan Desa Pengauban, pada Jumat sore, 7 Maret 2025. Rencananya, kegiatan ini akan dilakukan setiap sore selama bulan Ramadan. --radarindramayu.id

RADARINDRAMAYU.ID — Di tengah pesatnya perkembangan digitalisasi, literasi tetap menjadi salah satu pilar penting untuk membangun masyarakat yang cerdas dan kritis. Pustaka Rasa, sebuah komunitas pendongkrak literasi di Desa Pengauban Kecamatan Lelea, hadir sebagai solusi bagi generasi penerus yang haus akan pengetahuan, di saat akses informasi melalui teknologi dan internet semakin mudah. 

Namun, Pustaka Rasa menekankan bahwa membaca buku tetap menjadi cara yang tak bisa dilupakan, untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam dan berpikir kritis.

Dalam rangka mendongkrak literasi di daerah tersebut, Pustaka Rasa menggelar lapak baca di perempatan Desa Pengauban setiap sore selama bulan Ramadan 1446 H/2025 M. 

Program ini tidak hanya melibatkan Pustaka Rasa, tetapi juga menggandeng berbagai pihak untuk mendukung kesuksesannya. 

Di antaranya adalah Perpustakaan S16 Indramayu, Ikatan Santri dan Alumni Pengauban, Karang Taruna Desa Pengauban, DPK KNPI Kecamatan Lelea, dan Majelis Sholawat Hubbul Mustofa. 

BACA JUGA:Kementerian Perindustrian RI Lakukan Verifikasi Lapangan Kawasan Industri Losarang

Lapak baca ini dimulai setiap sore setelah salat Ashar, sekitar pukul 16.00 WIB, hingga menjelang waktu berbuka puasa.

Muhammad Salaf, salah seorang penggagas gerakan ini, menjelaskan bahwa kegiatan lapak baca berawal dari keresahan dirinya dan sejumlah pemuda Desa Pengauban, terkait minimnya kesadaran akan pentingnya membaca buku, meskipun informasi digital semakin mudah diakses. 

"Akses pengetahuan memang mudah diakses, namun kami ingin mengingatkan bahwa belajar melalui buku tetap penting," ujar Muhammad Salaf saat ditemui di lapak baca, Jumat, 7 Maret 2025. 

Salaf tidak hanya bergerak seorang diri, ia dibantu oleh teman-temannya dan segenap pemuda Desa Pengauban. 

"Pustaka Rasa bukan hanya saya yang bergerak, tetapi ada sahabat-sahabat saya seperti Panji Gumilang Jaya, Abdul Aziz, Abdul Muis, dan beberapa pemuda lainnya di Desa Pengauban," ungkapnya. 

Ahmad Khoeri, pengelola Perpustakaan S16, mengungkapkan rasa bangganya bisa turut berkontribusi dalam penyediaan koleksi buku untuk lapak baca Pustaka Rasa. 

"Perpustakaan S16 akan selalu mendukung siapa saja yang ingin bergerak secara kolektif dalam gerakan literasi di Indramayu," ujarnya. 

BACA JUGA:FIFA Pertimbangkan Tambah Kuota Peserta Piala Dunia Menjadi 64 Tim, Peluang Bagus untuk Timnas Indonesia?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: