Langkah Dinas Pertanian Perkuat Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19

Langkah Dinas Pertanian Perkuat Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19

Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu menggandeng TNI dan Polri melaksanakan gerakan percepatan tanam padi. Program percepatan musim tanam gadu April-September 2020 ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan di tengah Covid-19. KHOLIL IBRAHIM, Anjatan GERAKAN percepatan olah tanah dan olah tanam padi ditandai dengan aksi ramai-ramai membajak di areal pesawahan seluas 35 hektare milik Kelompok Tani Bidun Utara Desa Mangunjaya Kecamatan Anjatan. Selain di Desa Mangunjaya, gerakan  percepatan olah tanah dan olah tanam padi juga dilakukan di Desa Bugis dan Bugis tua. “Melalui gerakan ini diharapkan petani terangsang untuk segera turun ke sawah melaksanakan percepatan musim tanam gadu,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Ir H Takmid didaimpingi kepala UPTD Pertanian Anjatan, M Soleh. Gerakan percepatan tanam padi ini merupakan kelanjutan dari pertanaman musim tanam I atau musim rendeng. Dengan sisa hujan pada bulan April-September maka musim tanam II yang disebut musim tanam gadu harus segera dikejar. Jajaran Muspika Anjatan mendukung dan mengapresiasi upaya Dinas Pertanian yang memotivasi petani untuk segera mempercepatn musim tanam padi demi mendukung penguatan pangan daerah. Apalagi, sektor pertanian menjadi satu solusi yang dapat dilakukan dalam menyelamatkan ekonomi masyarakat di tengah bencana wabah Covid-19. Para petani di Desa Bongas juga melakukan hal yang sama. Mereka langsung melakukan percepatan tanam musim gadu. Percepatan ini merupakan upaya petani dalam mengantisipasi terjadinya kekeringan. “Biasanya kurang disiplin, ngulur-ngulur waktu. Tapi sekarang mulai disiplin. Selesai panen, langsung persiapan musim tanam gadu,” kata Raksa Bumi Desa Bongas, Wasmin, belum lama ini. Dia tidak menampik, kedisiplinan petani lantaran terimbas virus Corona. Mereka yang sebelumnya memiliki usaha lain, namun terdampak wabah. Sehingga kini lebih fokus menggarap sawah mereka. Di samping itu, petani di desanya trauma jika harus kembali rebutan air. “Kalau saban kemarau kan, seringnya rebutan air. Capek, terus resiko gagal panen tinggi. Jadi mending tanamnya dipercepat supaya pas nanti krisis air, tanaman padi sudah aman,” terangnya. Hal itu dibenarkan Tomo, salah seorang petani. Dia dan petani lainnya sudah mulai melakukan musim tanam gadu sejak Ramadan lalu. “Kami mengeja air yang saat ini masih banyak,” ucapnya. (*)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: