Profil Louis Van Gaal, Pelatih Legendaris Asal Belanda Yang Dirumorkan Menjadi Dirtek Baru Timnas Indonesia
Louis Van Gaal (73) I Profil Louis Van Gaal, Pelatih Yang Dirumorkan Jadi Pengganti Shin Tae-Yong-Foto: Gatra-radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Louis van Gaal, lahir pada 8 Agustus 1951 di Amsterdam, Belanda, adalah sosok yang meninggalkan jejak mendalam dalam dunia sepak bola internasional.
Sebagai pemain, ia berposisi sebagai gelandang dan pernah membela klub seperti Royal Antwerp, Telstar, Sparta Rotterdam, dan AZ Alkmaar.
Meskipun karier bermainnya tidak terlalu menonjol, Louis van Gaal menemukan panggilan sejatinya dalam dunia kepelatihan.
Karier kepelatihannya dimulai sebagai asisten di AZ Alkmaar, sebelum akhirnya mengambil alih posisi pelatih kepala di Ajax Amsterdam pada tahun 1991.
Di bawah arahannya, Ajax meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk tiga gelar Eredivisie, satu Piala UEFA, dan puncaknya adalah trofi Liga Champions UEFA pada tahun 1995.
Prestasi ini, memperkuat reputasinya sebagai pelatih yang dikenal dengan visi taktik yang tajam. Kemampuannya mengembangkan bakat muda, juga mulai disorot dunia.
Kesuksesan di Ajax membuka jalan bagi van Gaal untuk melatih FC Barcelona pada tahun 1997. Selama periode pertamanya di Spanyol, ia berhasil membawa Barcelona meraih dua gelar La Liga dan satu Copa del Rey.
Namun, sayangnya tantangan budaya dan tekanan tinggi di klub membuat masa jabatannya penuh dinamika.
Pada tahun 2009, Louis van Gaal ditunjuk sebagai pelatih Bayern München. Di Jerman, ia mempersembahkan gelar Bundesliga dan DFB-Pokal, serta membawa Bayern ke final Liga Champions pada tahun 2010.
Filosofi permainannya yang menekankan penguasaan bola dan disiplin taktik memberikan dampak signifikan pada perkembangan sepak bola Jerman.
Kembali ke Timnas Belanda pada tahun 2012, Louis van Gaal memimpin tim Oranye ke semifinal Piala Dunia 2014 di Brasil, di mana mereka finis di posisi ketiga.
Strategi inovatifnya, termasuk keputusan mengganti kiper khusus untuk adu penalti, menunjukkan keberaniannya dalam mengambil keputusan taktis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: