Erick Thohir Ungkap Pengorbanan Besar Pemain Keturunan Demi Bela Timnas Indonesia

Erick Thohir ungkap masih banyak kesempatan bagi timnas meraih poin-pssi-radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyoroti perjuangan besar yang harus dilalui para pemain keturunan untuk bergabung dan membela Timnas Indonesia.
Menurut Erick, dedikasi para pemain diaspora ini tidak hanya membutuhkan kemampuan bermain bola yang mumpuni, tetapi juga keberanian untuk menghadapi berbagai tantangan yang tak mudah.
Dalam pernyataannya, Erick menjelaskan bahwa para pemain keturunan rela membuat berbagai pengorbanan besar demi memperkuat Timnas Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah meninggalkan keluarga, melepas kewarganegaraan negara kelahiran mereka, dan mengambil risiko cedera yang bisa berdampak pada karier profesional di klub masing-masing.
"Dan mereka (pemain keturunan) itu kan datang ke Indonesia dengan segala pengorbanan, mereka itu benar-benar melepas warga negara, mereka juga harus selesai main (langsung) balik ke klub, ada risiko cedera," ujar Erick Thohir.
Hingga saat ini, ada 14 pemain diaspora yang memperkuat Timnas Indonesia, termasuk Kevin Diks yang baru saja resmi bergabung.
Kehadiran para pemain ini menjadi bagian penting dari proyek besar PSSI untuk membawa Indonesia ke level tertinggi sepak bola dunia.
Salah satu target utamanya adalah membantu Indonesia meraih tiket ke Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak tahun 1938.
Namun, Erick menegaskan bahwa keputusan membela Timnas Indonesia tidak didasari oleh iming-iming berupa material.
Para pemain diaspora yang bergabung sama sekali tidak menerima kompensasi finansial. Erick menyebut bahwa keputusan mereka sepenuhnya dilandasi oleh rasa nasionalisme dan keinginan untuk menjadi bagian dari sejarah sepak bola Indonesia.
"Karena kenapa? Memperkuat Timnas Indonesia tidak dapat apa-apa, dalam arti benar-benar mereka merah-putih saja, mereka tidak ada kompensasi apa-apa. Jadi kita juga harus mengerti bahwa mereka gabung ini karena sebuah proyek besar, mereka ingin menjadi bagian dari sejarah," tuturnya.
Erick juga menekankan bahwa proses adaptasi para pemain keturunan tidaklah mudah. Mereka harus berjuang menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, budaya yang berbeda, serta jadwal padat antara membela Timnas dan kembali ke klub masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: