STKIP NU Indramayu Wisuda 99 Lulusan

STKIP NU Indramayu Wisuda 99 Lulusan

INDRAMAYU - Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nahdatul Ulama (STKIP NU) Indramayu menggelar prosesi wisuda bagi 99 lulusannya, Sabtu (5/9). Mereka terdiri dari lulusan program studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) sebanyak 32 orang, program studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sebanyak 34 orang dan program studi S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR) sebanyak 33 orang. Ketua Dewan Pembina Yayasan Darul Ma’arif Kaplongan, H Dedi Wahidi, dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal sebagai bekal wisudawan menjalani kehidupan di masyarakat. Diantaranya agar tetap menjaga salat sunah tahajud dan salat sunah hajat sebagai ikhtiar memudahkan mencapai cita-cita dan harapan. “Malam salat tahajud dan pagi sebelum beraktivitas salat hajat. Insya Allah dimudahkan segala urusannya, dimudahkan rizkinya,” pesan Dedi Wahidi. Anggota Komisi V DPR RI itu juga berpesan agar wisudawan menjaga semangat belajar, meneliti dan mengabdi kepada masyarakat. Terlebih, para calon guru tersebut akan berkesempatan mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di tahun-tahun mendatang. “Mulai tahun depan sampai 2024 pemerintah akan mengangkat sejuta guru PNS. Jadi jangan berhenti belajar dan siapkan segalanya mulai dari sekarang,” ujar mantan Wakil Bupati Indramayu 2000-2005 ini. Para alumni tersebut juga diminta untuk tidak meninggalkan almamater dan tetap ikut berperan dalam pengembangan pendidikan di STKIP Indramayu yang akan menjadi Universitas Darul Maarif Indramayu. “Silahkan nazarkan yang baik, kalau dapat kerja, gaji pertama bisa disedekahkan kepada anak yatim atau disumbangkan ke kampus untuk mendukung pengembangan dan peningkatan kualitas. Sehingga menjadi kebaikan untuk adik-adik mereka di angkatan selanjutnya,” ujar Dewa, sapaan akrabnya. Ia menargetkan, tahun depan, STKIP Indramayu telah resmi menjadi Universitas Darul Maarif. Pihaknya juga menyiapkan berbagi hal untuk menuju pencapaian tersebut. “Tentu banyak hal, salah satu yang utama adalah tenaga pendidik atau para dosen yang akan kita dorong meraih gelar doktor. Sekarang sudah banyak, tinggal yang lain juga,” ujar Dedi Wahidi. Ketua STKIP Indramayu, Tobroni menitipkan tiga hal menjadi pegangan dalam menjalani kehidupan pasca akademik, yakni attitude (moral), knowledge (pengetahuan) dan skill (keterampilan). “Tiga hal ini yang harus kalian kuasai untuk bisa lolos seleksi alam,\" ujar Tobroni. “Mengapa attitude ada di urutan pertama? Karena knowledge bisa dibaca, bisa dipelajari. Skill bisa dilatih. Tapi Attitude itu pembangunan mental, pembangunan moral dan ini prosesnya terlatih sejak dini,\" ujar Tobroni. Mereka yang memiliki attitude bagus, lanjut Tobroni, sudah terbiasa melakukan hal-hal yang benar dan jujur. Tidak nyaman saat merasa curang. Dan ini tidak tercipta tiba-tiba. Mental ini tidak bisa dibangun begitu saja, tapi melalui proses kebiasaan-kebiasaan yang benar, dan mental ini sudah tertanam sejak dini, bahkan mungkin sejak di dalam kandungan. Attitude ini sangat erat dengan yang namanya “adab”. Mereka yang memiliki “good attitude” adalah mereka yang beradab. “Jadi intinya, attitude, knowledge dan skill adalah \"Tiga Serangkai\" dalam satu paket komplit yang tidak boleh dibuang salah satunya,\" tegas Tobroni. Sementara itu, lulusan terbaik STKIP NU Indramayu, Puput mengaku mendapatkan tiga hal tersebut selama kuliah. Attitude baik ditunjukan para dosen dengan sikap teladan. Dari sisi pengetahuan ia yang mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) banyak terbantu dengn fasilitas kampus yang menunjang akitifitas pendidikan dan penelitian. “Skill kami dilatih dengan banyak praktik pendidikan di lapangan. Saya juga beruntung karena sudah berkesempatan mengajar di lembaga pendidikan tingkat SD disini, jadi sangat siap terjun di dunia kerja di tengah masyarakat,” ujarnya. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: