Ragnar Oratmangoen Ungkap Punya Kerjaan Sampingan, Rela jadi 'Agen' Demi Membujuk Ole Romeny
Ole Romeny dan Ragnar Oratmangoen. -Kolase Gambar-radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Jelang melawan Timnas Jepang, tidak disangka Ragnar Oratmangoen blak-blakan mempunyai pekerjaan sampingan. Apa itu?
Selain menjadi pesepakbola, pemain klub FCV Dender ini rupanya adalah seorang 'Agen' yang memiliki misi khusus dan ada kaitannya dengan naturalisasi.
Ragnar siap menjadi 'Agen' dengan berbagai macam metode, demi bisa membawa salah satu pemain diaspora yang bernama Ole Romeny, untuk pulang ke tanah air sekaligus tanah leluhurnya.
Pemain yang dijuluki sebagai Wak Haji ini, sudah berkomunikasi langsung dengan Ole, intinya supaya Timnas Indonesia bisa memiliki amunisi tambahan di sektor striker.
Pertandingan melawan Jepang hanya tinggal menunggu hari, skuad Garuda akan melakoni laga kandang dengan rival yang cukup berat.
Untungnya, para pemain semua sudah siap melawan Samurai Biru, termasuk pemain keturunan anyar yang baru saja disumpah WNI yaitu Kevin Diks.
Kevin sebagai pemain bek FC Copenhagen ini, sudah dijamin oleh Shin Tae-yong untuk debut lawan Jepang di kompetisi Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, pada 15 November nanti.
Nama Kevin dan Ole Romeny, pada awalnya hanya sebatas rumor naturalisasi, namun yang berbeda adalah Kevin sudah resmi bisa berseragam Timnas, sedangkan Ole masih berstatus belum jelas.
BACA JUGA:Komjen Pol Ahmad Dofiri Resmi Jabat Wakapolri Gantikan Komjen Pol Agus Andrianto
Dibilang buntu juga tidak, yang jelas Ole Romeny ini merupakan pemain yang berhati-hati, dan ia juga memiliki prinsip dan idealisme tinggi sebagai seorang penyerang.
Pemain FC Utrecht ini pernah mengakui bahwa ia sudah dihubungi oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir, terkait proses naturalisasi dan alih federasi.
"Saya juga sudah ada pembicaraan dengan ketua PSSI. Itu adalah sebuah kehormatan, karena nenek saya lahir di sana dan ibu saya juga pernah ke sana," pungkas Ole Romeny.
Namun, hingga kini rupanya pemain 24 tahun itu masih belum menunjukkan sisi positif terhadap proses naturalisasi, dengan demikian bukan berarti soal peluang sudah habis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: