Legenda Timnas Belanda Patrick Kluivert Bicara Soal Indonesia ke Piala Dunia 2026: 'Tentu Saja, Asal...'

RADARINDRAMAYU.ID – Ada banyak sekali pemain Belanda yang memiliki darah Indonesia. Salah Hal ini disebutkan juga oleh legenda Timnas Belanda Patrick Kluivert.

Patric Kluivert, pemain berdarah campuran Belanda dan Indonesia ini angkat bicara soal peluang Indonesia ke Piala Dunia 2026 dan pemain naturalisasi yang sekarang tengah marak di Skuad Garuda.

Patrick Kuivert merupakan mantan pemain Timnas Belanda yang namnya melegenda, kini ia menjadi pelatih Belanda di umurnya yang ke-48 tahun.

Klub terakhir tempat ia bermain adalah di LOSC Lille dan pension pada 1 Juli 2008. Ia juga sempat bermain untuk Barcelona pada tahun 1998.

BACA JUGA:Prabowo Perintahkan Cari Pemain Keturunan yang Hendak di Naturalisasi 'Kita Cari Pemain Keturunan Hebat'

BACA JUGA:Ambisi Besar Prabowo Subianto untuk Timnas Indonesia Agar Lolos Piala Dunia 2026 : Dirikan Akademi Sepak Bola

Mantan pemain Timnas Belanda tersebut mengatakan bahwa masih ada peluang yang terbuka lebar untuk Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.

“Untuk lolos, Anda selalu bisa lolos tentu saja,” ucap Patrick Kluivert.

“Di Belanda, ada banyak pemain sepak bola capuran ras dengan Indonesia, ayah atau ibu mereka adalah keturunan Indonesia,” sambungnya.

Selanjutnya, ia menyarakkan untuk PSSI agar dapat mencari pemain naturalisasi dengan lebih detail lagi untuk memperkuat Skuad Garuda.

“Jadi, saya pikir PSSI dapat melihat ebih detail lagi jika mereka ingin lebih memperkuat Timnas Indonesia dengan pemain (keturunan) Belanda. Jadi, bisakah Indonesia lolos ke Piala Dunia? Tentu saja, mengapa tidak?” ujarnya.

BACA JUGA:Patrick Kluivert Yakini Timnas Indonesia Bisa Lolos Piala Dunia 2026, Sarankan Tambah Pemain Naturalisasi

BACA JUGA:Exco PSSI Ungkapkan Para Pemain Timnas Indonesia Kumpul H-5 Sebelum Tanding Lawan Jepang, Bahas Strategi Baru?

Meskipun banyak yang berpikir bahwa langkah PSSI untuk menaturalisasi banyak pemain untuk memperkuat Timnas adalah langkah yang ekstrem, namun berbeda bagi Patrick Kluivert.

Sumber: