Mantan Anggota DPRD Indramayu Diduga Jadi Korban TPPO, Kini Disekap di Perbatasan Myanmar

Mantan Anggota DPRD Indramayu Diduga Jadi Korban TPPO, Kini Disekap di Perbatasan Myanmar

Anggota DPRD Kabupaten Indramayu, Robi'in menjadi korban TPPO di Myanmar.-Burhanudin-radarindramayu.id

BACA JUGA:Coach STY Bakal Pantau Langsung Liga 1 Untuk Siapkan Tim Jelang ASEAN Cup 2024

Di kesempatan yang sama, Solihin, tokoh masyarakat dan mantan anggot DPRD Indramayu mengaku punya kedekatan khusus.

Oleh karena itu, Robi'in menghubungi dirinya dan meminta bantuan atas persoalan yang terjadi.

"Pada saat Hari Jadi Indramayu saya menerima WA pagi-pagi. Kemanusiaan saya langsung bergerak. Semua teman-teman di DPR RI sudah di-WA untuk segera ada tindakan," katanya.

Waktu itu, kata Solihin, semua langsung merespons dan dirinya berharap semua langkah yang sudah dilakukan dapat membuahkan hasil.

BACA JUGA:Setelah Mees dan Eliano, Kevin Diks Jadi Target Naturalisasi Selanjutnya? PSSI: 'Welcome'

"Mudah-mudahan dari laporan ini, Pak Jokowi, Pak Prabowo, BNP2TKI, Kemenlu, segera bergerak. Myanmar sedang dalam kondisi tidak baik. Tapi ini misi kemanusiaan," tuturnya.

Solihin mengaku mendapatkan kabar baik dari salah satu anggota DPR RI. Bahwa sekarang sedang dalam tahap negosiasi.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu, Asep Kurniawan mengungkapkan, pemerintah siap membantu untuk penanganan persoalan ini.

"Pemerintah Kabupaten Indramayu siap membantu dengan segala upaya. Kita berusaha melakukan koordinasi. Tetapi juga akan bersurat secara resmi untuk pemulangan," kata Asep.

BACA JUGA:Erick Thohir Buka Suara Soal Kedatangan Kevin Diks ke Indonesia

Menurut dia, saat ini fokus utama adalah bagaimana Robi'in bisa segera dipulangkan ke Kabupaten Indramayu.

"Fokus kita adalah pemulangan. Bersurat langsung dengan KBRI, Kemenlu dan Kemenaker," katanya.

Terkait apakah kasus ini termasuk TPPO atau tidak, Asep mengaku, hal ini masih dalam penyelidikan.

Tapi melihat prosesnya, ini ada mekanisme yang tidak sesuai. Apalagi informasinya bermula dari media sosial yang menjadi sulit menelusuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: