Kenali 4 risiko tidur dengan kucing, bahaya atau tidak?

BACA JUGA:Konfercam MWC NU Kertasemaya, Harapan Besar pada Kepemimpinan yang Berlanjut

Tanda jangkitan bakteri ini umumnya muncul benjolan kecil dalam jangka waktu 10 hari.

Benjolan tersebut juga bisa diikuti dengan gejala-gejala lain seperti mual, muntah, demam, menggigil, lelah, peradangan, dan rasa nyeri pada bagian kelenjar getah bening.

3. Memicu Alergi

Tidur bersama kucing juga dapat memicu alergi bagi si pemilik.

BACA JUGA:Shin Tae-yong Bicara Jujur Soal Maarten Paes dan Pratama Arhan Jelang Kualifikasi Piala Dunia, Begini Katanya

Risiko terserang alergi ini muncul dari bulu-bulu kucing yang rontok. Bulu rontok itu dapat tertinggal di kasur atau seprai dan tanpa sengaja terhirup.

Reaksi alergi yang muncul biasanya adalah gejala flu seperti mata gatal, bersin, pilek, dan sinusitis. Pada beberapa kasus, bulu kucing bahkan dapat menyebabkan serangan asma.

4. Terpapar infeksi parasit dan jamur

Saat tidur dengan kucing, risiko untuk terpapar infeksi ini dapat terjadi. Parasit seperti kutu yang biasanya ada dalam bulu kucing dapat menyebabkan gatal-gatal di kulit.

BACA JUGA:Shin Tae-Yong Kunci Kesuksesan Timnas Indonesia? Asia Bukan Lagi Level Indonesia? Cek Faktanya Disini!

Parasit yang ada di usus kucing juga dapat menjadi salah satu sumber infeksi. Parasit ini keluar bersama feses.

Jika tidak menjaga kebersihan litter box, maka parasit menempel pada tubuh atau kaki kucing. 

Bekas kotoran kucing inilah yang membuat terpapar infeksi saat kucing naik ke tempat tidur kita.

 Itulah 4 risiko saat tidur dengan kucing. Risiko-risiko tersebut tidak boleh disepelekan begitu saja. Karena, dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi tubuh.

Sumber: