Serangan Hama Tikus, Berdampak Produksi Padi Terancam Anjlok
TERANCAM TURUN – Masifnya serangan hama tikus membuat produksi panen padi musim gadu tahun ini terancam anjlok.-KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU
HAURGEULIS, RADARINDRAMAYU.ID – Serangan hama tikus tak kunjung mereda. Justru kian parah dan terus meluas.
Tidak hanya areal persawahan di pesisir pantura Bumi Wiralodra. Amukan si monyong juga dilaporkan merusak tanaman padi siap panen yang ada di daerah selatan.
Seperti diwilayah Kecamatan Haurgeulis. Para petani disana dibuat resah. Lantaran produksi padi pada musim gadu tahun ini terancam menurun. Juga akibat serangan hama tikus.
Padahal, mereka sudah melakukan berbagai cara untuk mengendalikan populasi hewan pengerat musuh utama petani itu. Bahkan sudah dilakukan sejak awal-awal musim tanam.
BACA JUGA:Wujudkan Pencapaian Carbon Neutral, Yamaha Lakukan Aktivitas Ramah Lingkungan Berkelanjutan
BACA JUGA:Korban Tenggelam di Sungai Cipelang Ditemukan, Tersangkut di Pintu Air Sitolop
“Gropyokan rutin, racun sudah, tapi hama tikus masih saja menyerang,” keluh Wawan, petani di Desa Sidadadi, Kecamatan Haugeulis, Kamis (27/7).
Serangan hama tikus, lanjut dia, memang tidak sampai membuat tanaman padinya puso atau gagal panen total. Namun telah merusak sebagian batang maupun bulir padi yang lagi berisi.
Kondisi itu diperparah dengan tidak normalnya pasokan air imbas musim kemarau. Imbasnya, produksi panen padi terancam anjlok.
Wawan memperkirakan, penurunan produksi hasil panen bisa mencapai 40 persen. “Bisa anjlok sekitar empat puluh persenan,” sebut dia.
BACA JUGA:Profil Bojan Hodak, Pelatih Baru Persib Bandung
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH! 323 PPPK Akhirnya Terima SK, Ada yang Sudah 23 Tahun Jadi Honorer
Menurut dia, jika kondisi tanaman padi normal, maka hasil dari satu hektare sawah mampu menghasilkan 7 ton lebih atau 4,5 ton per bahu Gabah Kering Panen (GKP). “Sekarang paling dapat lima tonan sehektare. Sisanya habis dimakan tikus,” kata dia.
Ancaman penurunan produksi panen padi dibenarkan Kordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Haurgeulis, Dedi Setiadi.
Malah hal itupun sudah dialami para petani di desa lainnya yang sudah selesai panen padi. Seperti di Desa Haurgeulis, Haurkolot, Sukajati, Mekarjati dan sebagian Desa Sidadadi.
“Sawah di desa-desa yang sudah dipanen memang mengalami penurunan produksi. Penyebab utamanya akibat serangan hama tikus yang sekarang masih terjadi. Petani kami kewalahan, berbagai cara terus dilakukan seperti gropyokan secara mandiri,” terangnya. (kho)
BACA JUGA:Pemkab Indramayu Anggarkan 200 Juta untuk Pemugaran Masjid Kuna Bondan
BACA JUGA:Tanggul Kali Cimanuk Longsor dan Jebol, Dewa Minta BBWS Segera Lakukan Penanganan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: