Dapat Undangan Khusus dari Ponpes Al Zaytun, Dahlan Iskan Tinjau Produksi Kapal Nelayan Terbesar

Dapat Undangan Khusus dari Ponpes Al Zaytun, Dahlan Iskan Tinjau Produksi Kapal Nelayan Terbesar

PRODUKSI KAPAL NELAYAN: Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan diajak Pimpinan Ma’had Al Zaytun Syekh Panji Gumilang melihat galangan kapal nelayan milik Al Zaytun di bawah PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana, Jumat (19/5). -Adun Sastra-RADAR INDRAMAYU

“Ini solusi, karena umumnya kapal itu 300 ton. Tapi kapal ini 600 ton. Sehingga bisa berada di tengah laut 15 hari, baru ke pelabuhan,” katanya.

Selama 15 hari itu, di kapal ikan ditempatkan di ruang pendingin dengan suhu -60 derajat celcius. Sehingga menjaga kualitas tetap baik.

BACA JUGA:Partai Gerindra Pastikan Rekomendasikan Kasan Basari Sebagai Cawabup. Dua Nama Segera Diusulkan ke DPP

BACA JUGA:Ogah Dipanggil Bunda, Bagi Titi DJ Sebutan yang Sakral Jadi Merasa Terbebani

“Kalau Indonesia punya kapal seperti ini, bisa ditaruh di Laut Arafuru, sekitar Ambon. Maka ekspor kita akan besar dan kualitas bagus, uang lebih banyak,” tandasnya.

Karenanya, Dahlan Iskan mengungkapkan terima kasih kepada Mahad Al Zaytun, karena telah memproduksi kapal nelayan yang besar.

Di kesempatan yang sama, Syekh Panji Gumilang mengungkapkan, progres pembangunan kapal pada bulan September akan masuk 1,5 tahun.

Pembangunan demikian cepat, karena peralatannya disediakan. Ada crane 5 ton dan perangkat lainnya sebagai penunjang.

“Semuanya ini kami kerjakan sendiri, sampai pasang fiber. Desain kita kerjakan sendiri. Justru yang punya tamatan sekolah pelayaran belum pernah membuat (kapal),” tutur Syekh Panji Gumilang.

BACA JUGA:Horee...!!! KAI Daop 3 Cirebon Kembali Bagikan Tiket Eksekutif Gratis Melalui Gelar Program Trip and Win

BACA JUGA:Gerindra Tetap Usung Kasan Basari Sebagai Kandidat Calon Wakil Bupati

Diungkapkan Syekh Panji, cita-cita membangun galangan kapal sebenarnya sudah ada sejak awal dirinya membuat Mahad Al Zaytun.

Bahkan sebentar lagi akan membuat pusat industri perikanan terpadu, dengan luas lahan 350 hektare dan 75 persen sudah dibebaskan.
“Kita beli secara bertahap, ada yang jual kita beli. Terus seperti itu,” tandas Syekh Panji Gumilang. (dun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: