Adat Ngarot Tahun 2022 Spektakuler, Diikuti 161 Gadis Ngarot dan 85 Jejaka

Adat Ngarot Tahun 2022 Spektakuler, Diikuti 161 Gadis Ngarot dan 85 Jejaka

Karnaval Ngarot di Desa/Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu berlangsung meriah, Rabu, 21 Desember 2022-utoyo prie achdi-

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID – Adat Ngarot di Desa/Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu, Jawa Barat kembali digelar, Rabu, 21 Desember 2022.

 

Pelaksanaan  Adat Ngarot  tahun 2022 cukup spektakuler, setelah tahun-tahun sebelumnya kurang meriah, karena dilakukan pembatasan akibat pandemi Covid-19.

 

Bayangkan, sebanyak 161 gadis Ngarot dan 85 jejaka ikut serta dalam adat Ngarot tahun ini. Jumlah terbesar dibandingkan sebelumnya. Gadis Ngarot memang merupakan ikon dari kegitan Ngarot.

 

Gadis dengan pakaian kebaya, dan mahkota bunga warna warni di kepalanya, merupakan daya pikat tersendiri.

 BACA JUGA:PT Polytama Propindo Jalin Kemitraan Usaha Konkret, Untuk Peningkatan Kapasitas Pengusaha Lokal

Pelaksananan adat Ngarot diawali dengan karnaval Ngarot. Para gadis dan jejaka Ngarot berkumpul di rumah Kuwu  (kepala desa). Selanjutnya mereka diarak keliling desa, dan finish di balai desa.

 

Ribuan warga pun tumpah ruah di sepanjang jalan. Bukan hanya peserta karnaval Ngarot dan para pendampingnya, namun juga ribuan warga yang sekedar ingin menyaksikan kemeriahan Ngarot.

 

Dalam karnaval tersebut, Kuwu  Desa Lelea, Raidi bersama istri dan keluarga berada di barisan terdepan. Disusul perangkat desa dan peserta lain di belakangnya.

 

Usai melakukan karnaval Ngarot, selanjutnya prosesi adat Ngarot dilakukan di balai desa setempat. Prosesi adat Ngarot diawali dengan penyerahan sarana pertanian mulai dari bibit padi, air kahirupan (air kehidupan), sarana pertanian berupa cangkul, pedang dan topi caping dan juga dedaunan yang terdiri dari daun klaras (daun pisang kering), bambu kuning, daun andong dan lainya.

 

Dalam adat Ngarot tahun ini, juga dilakukan penyerahan Cinderamata dari Keraton Sumedang Larang kepada Bupati Indramayu Nina Agustina sebagai tanda persaudaraan.

 

Setelah prosesi penyerahan cinderamata dan sarana pertanian yang diberikan kepada kasinoman wanita dan laki-laki, acara dilanjutkan dengan pertunjukan hiburan berupa ronggeng ketuk (tepuk tiku), tari topeng, dan jidur (tanjidor).

 

Kuwu Desa Lelea Raidi mengatakan, dengan terlaksananya Adat Ngarot ini para gadis Ngarot dan jejaka Ngarot  diharapkan selalu mendukung penuh jalannya program Pemerintah Desa Lelea, dan visi Indramayu Bermartabat dalam rangka untuk kemajuan desa dan berdampak untuk kebaikan masyarakat.

 

Gadis dan jejaka Ngarot  juga  agar senantiasa setia mengikuti adat istiadat desa tanpa terkecuali. Menurutnya, untuk melestarikan seni dan budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah desa melainkan segenap masyarakat Desa Lelea.

 

“Khususnya bujang dan gadis Ngarot yang mengikuti Adat Ngarot ini, selain menjaga seni dan budaya warisan leluhur juga terus melestarikan bahasa Sunda Lelea,” harapnya.

 

Raidi menegaskan, dengan diselenggarakannya Adat Ngarot ini sebagai tanda menyambut masa tanam padi musim penghujan, sehingga diharapkan memperoleh produktivitas padi yang melimpah dan dijauhkan dari berbagai gangguan penyakit maupun hama padi.

 

Sementara Bupati Indramayu, Nina Agustina, sangat mengapresiasi masyarakat Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu yang selalu menjaga dan melestarikan Adat Ngarot sebagai peninggalan leluhur hingga saat ini, menjadi kebudayaan kebanggaan Kabupaten Indramayu.

 

“Alhamdulillah warisan seni dan budaya yang sudah ada secara turun temurun ini tetap terjaga hingga sekarang,” kata Bupati Nina Agustina saat memberikan sambutan pada upacara Adat Ngarot.

 

Dikatakan bupati, Adat Ngarot yang telah turun temurun ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada Tahun 2010. Selain itu, Pemkab Indramayu terus berupaya melestarikan seni dan budaya hingga kini terdapat seni dan budaya yang sudah diakui pemerintah pusat seperti Batik Complongan, Tenun Gedogan Juntinyuat, dan Gong Renteng.

 

“Alhamdulillah Adat Ngarot telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada Tahun 2010, Indramayu juga mempunyai warisan budaya lainya yang telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah pusat diantaranya Batik Complongan, Tenun Gedogan dan Gong Renteng,” terangnya.

 

Nina Agustina menambahkan, selain soal budaya, Ngarot juga mempunyai makna mendalam mengenai gender dikalangan generasi muda.

 

Dengan kepercayaan yang ada dibalik kegiatan ini, Bupati Nina melihat generasi muda di Desa Lelea atau secara umum di Kabupaten Indramayu harus menjadi pribadi yang Bermartabat (Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan Hebat).

 

Bupati menegaskan, masyarakat Desa Lelea patut bangga karena Pemkab Indramayu telah mengalokasikan pembangunan Rumah Adat Desa Lelea yang telah dinanti-nantikan sebelumnya melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

 

“Saya menginformasikan kepada masyarakat Desa Lelea maupun masyarakat se-Kecamatan Lelea bahwa Pemkab Indramayu telah menganggarkan di Tahun 2023 melalui APBD untuk pembangunan Rumah Adat atau Pendopo Desa Lelea,” tegasnya yang langsung disambut tepuk tangan dan sorak sorai gembira masyarakat yang hadir.(oet)

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: