Minta Pupuk Subsidi Terjamin, Petani Mulai Percepat Musim Tanam Rendeng

Minta Pupuk Subsidi Terjamin, Petani Mulai Percepat Musim Tanam Rendeng

BUTUH JAMINAN: Petani melaksanakan percepatan musim tanam rendeng, kemarin. Mereka meminta pemerintah menjamin ketersediaan pupuk subsidi.--

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID -Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui stakeholder pertanian di tingkat kecamatan menggencarkan imbauan percepatan musim tanam rendeng 2022/2023.

Guna mendukung swasembada dan ketahanan pangan nasional. Petani pun mulai mengolah sawah. Gropyokan tikus dimasifkan. Bersamaan dengan itu, sebagian Petani bahkan sudah memulai semai padi.

Tetapi mereka juga punya syarat. Yakni, pemerintah harus menjamin ketersediaan pupuk, terutama yang subsidi.

Bukan tanpa sebab. Musim tanam (MT) rendeng ini bakal dilaksanakan secara bersamaan. Di hampir semua wilayah. Berlangsung antara Desember 2022 sampai Januari 2023. Areal luas tanam pun bertambah ketimbang MT gadu lalu.

BACA JUGA:Nelayan yang Hilang Ditemukan Meninggal Terlilit Jaring

Petani membayangkan, kebutuhan pupuk lagi tinggi-tingginya ketika pemupukan pertama. Di saat tanaman padi berusia 14 hari setelah tanam. Berdasarkan pengalaman, disaat itulah kelangkaan pupuk kerap terjadi.

“Semua petani butuh pupuk. Terutama jenis pupuk Urea. Untuk pemupukan pertama. Dikondisi seperti itulah, pupuk biasanya mengalami kelangkaan. Terutama yang subsidi. Potensi kerawanan ini harus bisa diantisipasi oleh pemerintah. Jangan nyuruh kami percepat tanam, tapi ketersediaan pupuk tidak dijamin,” terang Darno, petani di Kecamatan Haurgeulis, Selasa (13/12).

Menurut Darno, sebaiknya pemerintah sudah melakukan persiapan pengadaan pupuk khususnya yang subsidi. Syukur-syukur disalurkan lebih awal. Lalu segera dibagikan petani. Karena biasanya, petani akan menyimpannya lebih dulu. Sehingga, ketika sudah masuk pemupukan pertama, bisa langsung diaplikasikan.

Terpisah, Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Haurgeulis, Dedi Setiadi membenarkan keluhan sekaligus saran petani itu.

BACA JUGA:Evakuasi Daya 780 MW, PLN Selesaikan Pembangunan GIS 150 kV Tambak Lorok III

Petani masih sangat bergantung pada pupuk subsidi baik jenis Urea maupun Ponska. Lantaran harganya masih terjangkau di bawah Rp250 ribu per kuintal. Sedangkan pupuk nonsubsidi harganya berlipat-lipat, mencapai Rp600 ribu per kuintal. “Kelangkaan pupuk subsidi menjadi momok menakutkan bagi para petani kami,” ujarnya.

Dia tak menampik, potensi kelangkaan pupuk subsidi disaat percepatan MT rendeng tahun 2022/2023 ini sangat tinggi sekali. Berkaca pada pengalaman sebelumnya, kelangkaan pupuk terjadi akibat distribusi tersendat. Alasannya klasik, karena distributor kekurangan armada pengangkut. Tak sanggup mengirimkan pupuk subsidi kebanyak tempat dalam waktu bersamaan.
“Armadanya terbatas, tenaga kerjanya lagi pada kecapean, macam-macamlah. Yang jadi korban akhirnya petani. Mudah-mudahan masalah ketersendatan distributor pupuk tidak terulang,” harapnya.

BACA JUGA:Pelayanan SIM Keliling Hari Ini Ada di Polsek Jatibarang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: