Pameran Tunggal Kaligrafi ‘Membaca Ramadan’ Karya Abdul Aziz

Pameran Tunggal Kaligrafi ‘Membaca Ramadan’ Karya Abdul Aziz

Dinding rumah anda masih kosong, dan bingung mau dipasang lukisan atau foto apa? Ada baiknya anda datang ke Gang 26 Kelurahan Karangmalang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Tepatnya di Rumah Rupa Art Space Studio Griya 26. Di situ sedang ada pameran tunggal karya Abdul Aziz SAg, pelukis kaligrafi asal Jatibarang.

UTOYO PRIE ACHDI, Indramayu

ANDA bisa memilih lukisan kaligrafi yang cocok dengan ukuran dan warna dinding, dan tentunya pas di hati. Juga bisa menentukan kalimat apa yang disukai. Mulai dari kalimat Allah, Muhammad, asmaul husna, doa terhindar dari bencana atua corona, ayat kursi, Alfatihah, surat-surat pendek, dan masih banyak lagi.

Pameran tunggal dengan produser dan kurator pelukis kenamaan Indramayu yang sudah mendunia, Drs Syayidin (Gus Diding) ini akan berlangsung selama bulan Ramadan 1442 H. Pameran juga dilakukan secara virtual dan sudah banyak dikunjungi oleh penikmat dari mancanegara.

Ada 26 karya kaligrafi Abdul Aziz yang dipamerkan, dan sebagian sudah dipesan oleh kolektor. Aziz mengatakan, tujuan digelarnya pameran kaligrafi tidak lain untuk memeriahkan bulan Ramadan 1442 H. Selain itu juga sebagai ajang dakwah dan ibadah. Ia berharap melalui pameran ini akan memotivasi kaligarafer lainnya di Indramayu agar terus berkarya lebih baik lagi.

Abdul Aziz mengaku, belajar kaligrafi secara otodidak, sejak masih di Pesantren Ciwaringin Kabupaten Cirebon tahun 80-an. Karyanya terus berkembang ketika ia hijrah ke Kota Seni untuk melanjutkan kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, tahun 1997. Di kota ini bakatnya semakin terasah. Apalagi ia pernah meraih Juara Lomba Kaligrafi, yang membuat semangatnya semakin termotivasi.

Sejumlah pameran juga pernah ia ikuti. Diantaranya pameran bersama Amri Yahya dan kaligrafer lainnya di Jogjakarta, Pameran Kaligrafi di Indramayu, Cirebon, dan beberapa tampat lainnya.

Dalam pembuatan karya kaligrafi, Aziz melakukannya di rumah. Di sela-sela waktu senggangnya. Menurutnya, proses pembuatan kaligrafi memakan waktu yang berbeda, tergantung materinya. Kalau membuat lukisan asmaul husna yang cukup panjang, bisa memakan waktu lama. Sementara untuk doa-doa pendek bisa dalam waktu tiga hari, bahkan ada yang satu hari.

Dalam melukis kaligrafi, Aziz mengaku mengawali dengan goresan lukisan terlebih dahulu sesuai dengan makna yang akan ditulis. Setelah itu baru menulis huruf demi huruf hingga menjadi rangkaian kalimat indah penuh makna dalam balutan seni. 

Syadidin selaku produser dan kurator menambahkan, melalui pameran kaligrafi ini diharapkan bisa membangkitkan kembali gairah berkesenian di Kabupaten Indramayu, khususnya seni kaligrafi. Salah seorang kolektor, Dimas, mengaku sangat senang dan kagum dengan karya seni kaligrafi yang dipamerkan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: