Tenaga Kesehatan Harus Terampil Berkomunikasi Efektif Demi Pelayanan Masyarakat*
Selain sopir, jangan menyepelekan profesi lainnya seperti petugas keamanan dan karyawan kebersihan. Tugas mereka strategis sekali.
\"Meski sampai sekarang masih banyak orang yang meremehkan mereka karena profesinya. Itu sama dengan melawan Tuhan yang menciptakan manusia,\" tutur Dr Aqua.
Kedua adalah sikap empati (empathy). Sebagian besar orang yang datang ke rumah sakit ada masalah pada kesehatannya. Saat berkomunikasi agar berempati pada mereka.
\"Tunjukkan perhatian yang besar pada kesehatan mereka saat berkomunikasi. Itu merupakan upaya agar mereka gembira dan semangat untuk segera sembuh. Jadi belum disentuh bagian tubuhnya yang sakit, pasien telah merasakan perubahan yang signifikan pada sakitnya,\" kata pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 23 Januari 1970 ini.
Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Semua pesan yang disampaikan kepada setiap orang dapat mereka terima.
\"Semua pesan yang kita sampaikan kepada setiap orang diupayakan secara maksimal dapat dipahami penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan,\" ungkap penulis buku \"super best seller\" yang berjudul \"The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi\" ini.
Aspek selanjutnya adalah “clarity” atau kejelasan pesan. Tujuannya agar tidak menimbulkan berbagai penafsiran atau multi interprestasi. Kesalahan dalam menafsirkan sesuatu dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Bahkan bisa fatal.
\"Clarity\" juga menunjukkan keterbukaan dan transparansi. Saat berkomunikasi sebaiknya kita bersikap terbuka, tidak ada disembunyikan atau ditutup-tutupi.
\"Dengan begitu dapat menimbulkan rasa percaya penerima pesan. Tanpa keterbukaan bisa menimbulkan rasa saling curiga,\" papar Dr Aqua.
Terakhir adalah \"humble\" atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia.
\"Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemiliknya dan kita diminta pertanggungjawabannya,\" tegas Dr Aqua yang sangat rendah hati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: