Sejak Kapan Ketupat Menjadi Makanan Khas Hari Raya Idul Fitri? Simak Disini

Sejak Kapan Ketupat Menjadi Makanan Khas Hari Raya Idul Fitri? Simak Disini

Ketupat menjadi makanan khas di Hari Raya Idul Fitri-Tangkapan Layar Video-


Radarindramayu - Ketupat menjadi makanan khas saat Hari Raya Idul Fitri, makanan yang terbuat dari beras dibungkus daun kelapa muda ini, wajib ada di moment itu. Makanan khas yang disandingkan dengan opor ayam ini, memang terlihat sederhana, namun dibalik semua itu, Ketupat selalu ada untuk merayakan hari kemenangan bagi umat muslim setelah menjalani satu bulan puasa.

 
Penyajian Ketupat cukup direbus, beberapa warga yang tidak mau repot membelinya dari pasar, namun beberapa diantaranya memilih bungkus Ketupat untuk membuat sendiri.
 
Pemilihan daun kepala muda atau janur, sebagai bungkus memiliki alasan tersendiri, disamping warnanya yang cerah, janur memiliki filosopi tentang pengharapan dalam hidup yang lebih baik.
 
Ketupat identik dengan lebaran, beberapa kegiatan yang digelar menjelang lebaran itu, sering menggunakan nama Ketupat dalam kegiatannya. Operasi Ketupat misalnya.
 
Pihak kepolisian bersama jajarannya yang bertugas mengamankan kendaraan menjelang lebaran, sering menggunakan Operasi Ketupat dalam kegiatannya itu.
 
Dikutip dari YouTube Kang Man, asal usul Ketupat telah ada sejak abad ke-15 dan 16.
 
Orang yang pertama kali memperkenalkan Ketupat di Hari Raya Idul Fitri adalah Sunan Kalijaga. Salah satu Wali Songo yang memperkenalkan ajaran Islam di pulau Jawa.
 
Pada masanya, Ketupat sudah ada sebelum diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, Ketupat dipakai di beberapa upacara adat yang ada di nusantara.
 
Pada masa Sunan Kalijaga berdakwah di wilayah Demak menyebarkan agama Islam, Ketupat diperkenalkan dalam dua acara setalah puasa Ramadan.
 
Bada Lebaran dan Bada Ketupat. Bada Lebaran dirayakan pada hari pertama setelah Idul Fitri yang diisi dengan berdoa dan silaturahmi. Sedangkan Bada Ketupat, dirayakan sepekan sesudahnya.
 
Dalam pemaparan Kang Man, Bada Ketupat berakar dari tradisi kebudayaan sebelumnya yang diadaptasi oleh Sunan Kalijaga menjadi tradisi umat Islam.
 
Dalam Bada Ketupat, semua warga diharuskan membuat makanan yang terbuat dari anyaman daun kelapa muda ini yang berbentuk segi empat.
 
Kemudian makanan tersebut dibagikan kepada kerabat sebagai simbol kebersamaan dan berbagai.
 
Seiring berjalannya waktu, tradisi membuat Ketupat tidak hanya milik masyarakat Jawa saja, tetapi menyebar ke negeri tetangga.
 
Hingga kini, Ketupat menjadi tradisi kuat umat Islam di Hari Raya Idul Fitri.
 
Menurut salah satu budayawan Jawa Barat, Fadly Rahman, Ketupat berasal dari kata 'kupat' yang memiliki makna bagi masyarakat Sunda adalah 'ngaku lepat'.

'Ngaku lepat' dalam Bahasa Indonesia memiliki arti mengakui kesalahan.

Tidak salah jika di hari lebaran, semua umat muslim saling memaafkan dan mengakui semua kesalahan untuk kembali menjadi manusia Fitri atau bersih. (brd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: