Hidup Kesusu
--
Saya kenal Jos Soetomo sejak saya masih jadi aktivis mahasiswa di Samarinda. Ia sudah pengusaha besar. Ketika saya pindah ke Surabaya masih juga sering bertemu. Di masa tuanya, Jos aktif di Masjid Cheng Ho.
Saya pun diberi hadiah kopiah merah bertulisan Masjid Cheng Ho. Cocok untuk Lebaran besok.
Minal Aidin wal Faizin.
Mohon maaf lahir batin. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Kembang Janggut
Teguh Wibowo
Sak plintengan = seketapel Sak jebate = seputus tali sendalnya Mari kita bikin istilah baru seenak pusarnya sendiri.. hahaha..
No Name
Poin saya di tulisan Abah hari ini adalah: Orang tua memang lebih banyak salahnya, meski juga lebih banyak uangnya. Saya yakin semua pembaca Disway tidak akan percaya 100%, kecuali.... Abah bagi2 THR????????. Mhon maaf Abah hanya bercanda, tp kl Abah berkenan serius menanggapi. Apa boleh buat...????????????????
Cucu Nuryani
Sangat terencana aksinya Raymond Spencer. Mungkin sudah disiapkan sejak masih SMP; nabung untuk sewa/beli apartemen, beli senjata secara resmi di usia yang sudah dianggap dewasa, 23 tahun. Sulit orang tua mendeteksi kepribadian anak karena manis sekali ketika bersama keluarga, kebanggaan semuanya karena kuliah di universitas terkenal atau sudah bekerja di perusahaan besar. Tapi ternyata menyimpan kepribadian efek game yang bisa reload nyawa...
No Name
Dugaan saya: ini ada keturunan Filipina.
Pryadi Satriana
Tiongkok tidak bertuhan. Jawa pun tidak bertuhan. Yang ada: Gusti. Usia, pendidikan, pengalaman, dan uang seorang Dahlan Iskan belum berhasil mengubah wawasan ketuhanan Dahlan Iskan. Semoga segera sadar dan mengubah wawasan dan pola pikirnya. Aamiin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: