KDM, Musyawarah itu Indah dan Membawa Berkah Menuju Jabar Istimewa

Sabtu 26-07-2025,13:18 WIB
Editor : Burhannudin

c. Kaidah Fikih

"Tasharruful imam ‘ala ra’iyyatihi manuthun bil maslahah”

(Kebijakan pemimpin terhadap rakyatnya tergantung pada kemaslahatan bersama).

Artinya, musyawarah adalah syarat kemaslahatan dan keabsahan sebuah keputusan.

Perspektif Budaya Sunda: Musyawarah dan Kearifan Lokal

Dalam budaya Sunda, dikenal prinsip "silih asah, silih asih, silih asuh", yang mengedepankan dialog, kasih sayang, dan pembelajaran bersama.

Budaya warga, "ngabuburit rembugan," dan "leuweung nu kudu dijaga" menggambarkan betapa musyawarah dan keharmonisan adalah jantung masyarakat Sunda.

Perspektif Politik dan Demokrasi

Dalam sistem demokrasi, keputusan publik wajib melalui mekanisme representatif.

Fungsi DPRD bukan hanya sebagai penyeimbang eksekutif, tetapi sebagai wakil rakyat yang sah, serta melibatkan ormas, LSM, ulama, budayawan, dan tokoh adat akan:

  1. Meningkatkan legitimasi kebijakan.
  2. Meminimalisasi resistensi.
  3. Memperkuat partisipasi rakyat dalam pembangunan.

Saran untuk Membangun Jabar Istimewa

  1. Bangun forum musyawarah tetap: Gabungan dari DPRD, ormas Islam/non-Islam, ulama, budayawan, dan tokoh nasyarakat.
  2. Setiap kebijakan besar didahului dengan konsultasi publik.
  3. Transparansi dalam perencanaan dan implementasi program.
  4. Budayakan musyawarah sebagai identitas kepemimpinan lokal.

Kepemimpinan bukan sekadar soal kecepatan bertindak, tapi juga kedalaman dalam menimbang.

Gaya one man show, meski tampak efektif sesaat, akan kehilangan daya tahan jika tak diiringi dengan musyawarah.

Baik menurut sang pemimpin belum tentu baik menurut masyarakat dalam kerangka sosial, budaya, agama, dan politik.

Membangun Jabar Istimewa tak cukup dengan niat mulia dan aksi tunggal.

Ia butuh suasana kebathinan yang hidup dalam musyawarah, seperti pesan Al-Qur’an, sunnah Rasulullah, fikih siyasah, dan filsafat Sunda. Inilah jalan kepemimpinan paripurna.

Kepemimpinan adalah amanah besar yang memerlukan kebijaksanaan, kesabaran, serta keterbukaan hati dan pikiran dalam mendengarkan suara rakyat.

Pemimpin yang baik tidak hanya dilihat dari keberanian dan ketegasannya dalam bertindak, tetapi juga dari kemampuannya merangkul semua unsur masyarakat dalam semangat kebersamaan dan musyawarah.

Gaya kepemimpinan one man show, meskipun kadang muncul dari niat baik untuk bertindak cepat dan efektif, tetap perlu dikritisi jika mengabaikan prinsip-prinsip kolektifitas dan representasi masyarakat.

Kategori :