INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID - Kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat ini dikenal sebagai pusat produksi batik dengan pewarnaan tradisional yang memukau dunia. Batik Indramayu, dengan ciri khasnya yang kental akan motif-motif alam dan budaya lokal, mampu menarik perhatian para pecinta batik dari berbagai penjuru dunia.
Baru-baru ini Bupati Indramayu Hj Nina Agustina SH MH CRA mengikuti pagelaran batik dalam acara Gelar Batik Nusantara (GBN) 2023 yang diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada Rabu, 2 Agustus 2023, juga menampilkan Batik Tulis Complongan.
“Ini sangat luar biasa, dukungan kepada Batik Tulis Complongan Indramayu mendapatkan apresiasi dari semua pihak. Ayo saatnya batik Indramayu bangkit,” kata Bupati Nina kepada Radarindramayu.id.
Tidak hanya itu orang nomor satu di Indonesia juga memakai Batik Tulis Indramayu yang bermotif Lokcan.
BACA JUGA:PT KPI RU VI Balongan dan Bea Cukai Perkuat Sinergi dengan Gelar Diskusi
BACA JUGA:Dirancang 6 Desainer Kondang, Kreasi Baju Batik Complongan Indramayu Sungguh Menawan
Batik Tulis Complongan sudah bersertifikat indikasi geografis itu memiliki sejarah panjang.
Pada ciri batik tulis complongan terdapat titik-tik atau dot yang menyerupai deretan semut pada lembaran kain batik. Juga tekniknya kini berkembang sesuai dengan proses pembuatan, yakni melubangi atau dalam bahasa Indramayu disebut Nyolmplongi.
Pada masa itu, teknik complongan sudah dilakukan dengan adanya kain panjang, selendang maupun kain pembungkus perhiasan yang terdapat titik-titik atau dot.
Melansir dari laman indramayukab.go.id batik ini memiliki sejarah panjang dan kaya, melambangkan identitas dan kearifan lokal masyarakat Indramayu, Jawa Barat.
BACA JUGA:Harga Garam Anjlok, Petani Garam Menjerit
BACA JUGA:Gebyar Kemerdekaan 2023, Tambah Daya Listrik PLN Cuma Rp170.845, Ini Caranya
Asal mula Batik Tulis Complongan Indramayu dapat ditelusuri hingga abad ke-17, saat kerajaan-kerajaan di Jawa Barat mengembangkan seni batik sebagai simbol kebanggaan dan keindahan. Namun, batik khas Indramayu ini memiliki ciri khasnya sendiri yang membedakannya dari gaya batik lainnya.
Teknik ini menggunakan alat canting, yaitu wadah tembaga kecil dengan cerat yang digunakan untuk mengaplikasikan malam dengan bebas langsung di atas kain. Keunikan teknik ini adalah penggunaan malam tanpa menggunakan garis pensil sebagai panduan, sehingga memerlukan ketelitian dan keahlian tinggi.
Motif Batik Tulis Complongan Indramayu terinspirasi oleh alam sekitar dan budaya lokal. Motifnya sering menggambarkan flora, fauna, serta makhluk-makhluk mitologis. Selain itu, motif-motifnya juga memiliki makna simbolis yang mengandung nilai-nilai dan keyakinan masyarakat Indramayu. Warna yang digunakan dalam batik ini cenderung cerah dan mencolok, menambah keindahan visual kain batik.
Pembuatan batik khas Indramayu ini adalah proses yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Pertama, kain dicuci dan dikeringkan dengan hati-hati agar bersih dan siap dihias. Selanjutnya, pengrajin menggambar motif langsung di atas kain menggunakan canting dan malam panas. Malam berfungsi sebagai penghalang, melindungi area yang tidak ingin terkena pewarna. Setelah itu, kain dicelupkan ke dalam pewarna alami yang dihasilkan dari bahan-bahan alam seperti tumbuhan. Proses ini dilakukan berulang kali untuk menghasilkan pola dan warna yang diinginkan. Akhirnya, malam dihilangkan dengan merebus kain, mengungkapkan keindahan motif yang dihasilkan.
BACA JUGA:Infrastruktur Pengairan Rusak dan Sedimentasi Jadi Penyebab Banjir
BACA JUGA:Pemcam dan Pemdes Bersihkan Tanaman Eceng Gondok Di Saluran Sojar
Batik ini telah menjadi warisan budaya yang bernilai tinggi bagi masyarakat Indonesia. Keindahan dan keunikan batik ini telah diakui secara nasional dan internasional sebagai representasi seni dan kerajinan Indonesia. Para pengrajin batik di Indramayu menjaga tradisi ini dengan penuh dedikasi dan melalui generasi ke generasi. Masyarakat Indramayu terus melestarikan teknik batik tersebut dan menjadikannya bagian penting dari identitas dan budayanya.