Kemarau Serangan Hama Tikus Mengganas, Tanaman Padi Terancam Gagal Panen

Senin 17-07-2023,16:00 WIB
Reporter : Kholil Ibrahim
Editor : Leni indarti hasyim

KANDANGHAUR, RADARCIREBON.COM  – Para petani diwilayah pantura Kecamatan Kandanghaur lagi gelagapan. Menyusul makin mengganasnya serangan hama tikus. Ratusan hektare tanaman padi di sejumlah desa yang ada disana dilaporkan terancam gagal panen.  

Ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur, Waryono Batak mengatakan, serangan hama tikus terjadi sejak awal bulan lalu. Semakin masif diseminggu terakhir.

Hingga membikin para petani mulai kesulitan mengendalikan hama pengerat yang memakan batang padi tersebut.

Padahal beragam upaya sudah, sedang dan terus dilakukan. Mulai dari aksi gropyokan, pengemposan sampai pemberian racun.

BACA JUGA:10 Bocah Asyik Bermain Terjun Bebas ke Sungai, Seorang Meninggal Terseret Arus

BACA JUGA:Luis Milla Tiba-tiba Mundur dari Pelatih Persib Bandung. Ada Apa?

Namun, upaya itu tak membuahkan hasil. Serangan si monyong justru kian masif. “Diracun banyak tikus yang mati, tapi yang masih hidup jauh lebih banyak lagi,” kata dia kepada Radar, Senin (17/7).

Dari laporan yang diterimanya, serangan hama tikus sudah menyebar di sejumlah desa. Diantaranya Desa Karangmulya, Karanganyar, Wirapanjunan, Wirakanan dan Parean Girang. Sedangkan tanaman padi yang terserang rata-rata berumur 40 hari setelah tanam (hst).

“Jumlah luasannya belum dihitung, nanti kita kordinasi dengan pihak terkait. Tapi kemungkinan bisa mencapai ratusan hektare,” sebut da.

Diakui Waryono, serangan hama tikus biasanya memang lebih ganas saat musim kemarau. Hal ini karena tidak semua areal persawahan ditanami padi. Banyak yang dibiarkan terlantar lantaran terancam kesulitan air. “Kondisi ini yang menyebabkan migrasi tikus ke sawah yang ditanami padi,” ucapnya.

BACA JUGA:Kelurahan Sukamiskin Wakili Jabar Lomba Desa/Kelurahan Nasional Atalia: Sentuhan Perempuan Jadi Tolok Ukur

BACA JUGA:Ratusan Pelanggar Ditindak Tegas Dalam Operasi Patuh Lodaya 2023. Paling Banyak Pengendara Sepeda Motor

Petani lainnya, Caryandi membenarkan, tikus adalah hama utama yang kerap menyebabkan petani alami kerugian. Hewan pengerat itu menyerang pada saat tumbuhan memasuki fase vegetatif maupun generatif.

Dua fase ini dianggap paling rawan dari amukan tikus. Kerugian yang timbul mulai dari 25 persen, sampai yang terparah mengalami puso. Alias total gagal panen.

Ia ingat, puso pernah dialaminya beberapa tahun lalu. Tanaman padi setengah hektare tidak menghasilkan apa-apa.

Caryandi juga menjelaskan, memusnahkan tikus memang sulit dilakukan. Bukan tanpa sebab. Berdasarkan riset, sepasang tikus beranak pinak sekitar 5.000 ekor tikus dalam setahun.

Satu tikus betina bisa mengandung 6-8 kali selama setahun. Dengan masa kehamilan tiga minggu. Tiap kelahiran bisa 8-10 ekor. Sedangkan tikus yang berusia 60 hari sudah siap kawin.

Untuk mengendalikannya, paling tidak petani menggunakan sistem gropyokan untuk menurunkan jumlah populasinya. “Tapi kalau populasi tikusnya sudah meledak, sulit juga sih. Kita petani hanya bisa pasrah,” tuturnya. (kho)

BACA JUGA:Hero : Indramayu Kaya Potensi SDA, Tapi Rakyat Belum Sejahtera. Kenapa?

BACA JUGA:Terlalu! Remaja Kakak dan Adik Jadi Budak Nafsu Ayah Tiri Selama Bertahun-tahun

Kategori :