3. Program 1 juta PPPK guru realisasinya jauh dari harapan
Prof. Unifah mengungkapkan kekecewaannya karena sampai pertengahan tahun, realisasi program 1 juta PPPK guru jauh dari harapan.
Tercatat ada 293 ribuan PPPK guru tahap 1 dan 2 yang lolos formasi, tetapi proses pengangkatannya berjalan lambat.
"Mana itu 1 juta PPPK guru. Nyatanya masih tersisa banyak formasi, bahkan yang lulus passing grade (PG) saja belum jelas nasibnya," ucapnya.
BACA JUGA:Cegah PMK, Pemkot Cirebon Bentuk Satgas
4. Masa kontrak PPPK guru minim
PGRI sangat kecewa dengan singkatnya masa kontrak kerja PPPK guru. Di dalam PP Manajemen PPPK, masa kontrak minimal 1 tahun dan maksimal 5 tahun.
Semestinya, kata Unifah, masa kontrak disesuaikan dengan usia guru, bukan dipukul rata.
Hal itu juga tidak sesuai dengan usulan PB PGRI agar guru mendapatkan jaminan kontrak kerja secara berkesinambungan sampai batas usia pensiun (BUP).
Artinya, perpanjangan kontrak tidak dibuat bertele-tele, karena sejatinya kualitas para guru tersebut sudah terbukti.
BACA JUGA: Pembukaan Keran Ekspor CPO Disertai Pengawasan Ketat
5. Nasib guru honorer lulus PG PPPK tidak jelas
Ketum PB PGRI menyesalkan lambatnya penanganan pemerintah terhadap nasib 193 ribuan guru honorer lulus PG PPPK tahap 1 dan 2 tanpa formasi.
Dua kali para guru tersebut ikut tes dan lulus PG, tetapi belum bisa diangkat karena formasi tidak tersedia.
PGRI mendesak pemerintah mencarikan solusi terbaik untuk para guru tersebut.
Demikian juga dengan nasib guru honorer yang NIP PPPK sudah terbit, tetapi SK belum diserahkan.