Warga Eretan Wetan Surati Presiden Prabowo, Desak Penanganan Serius Banjir Rob

Warga Eretan Wetan Surati Presiden Prabowo, Desak Penanganan Serius Banjir Rob

Aksi protes warga Eretan Wetan, beberapa bulan lalu.-Burhannudin.-radarindramayu.id

RADARINDRAMAYU.ID — Warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, meluapkan keprihatinan mereka terhadap bencana banjir rob yang terus menggenangi wilayah pemukiman. Dalam upaya meminta perhatian, mereka mengirimkan surat terbuka kepada sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Presiden Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Ketua DPR RI Puan Maharani, serta Menteri PUPR dan Kepala BNPB.

Surat yang dikirim melalui layanan kilat tersebut berisi harapan warga agar penderitaan panjang akibat banjir rob , yang sudah berlangsung selama puluhan tahun segera mendapat solusi konkret dari pemerintah.

Ketua Aliansi Warga Eretan Wetan Bersatu, Supriyanto, mengatakan bahwa banjir rob hampir setiap hari merendam seluruh bagian desa, yang dihuni oleh lebih dari 12.000 jiwa. 

“Desa ini bukan sekadar titik di peta. Ini adalah rumah bagi ribuan warga, dan sampai hari ini kami masih hidup dalam genangan,” ujarnya, saat ditemui pada Kamis, 25 September 2025. 

BACA JUGA:H Nahdudin Islami Soroti Seleksi Calon Direksi Perumdam Tirta Darma Ayu

Ia menambahkan, Desa Eretan Wetan juga menyimpan nilai sejarah penting sebagai salah satu lokasi pendaratan tentara Jepang saat Perang Dunia II pada 1 Maret 1942. 

“Sayangnya, warisan sejarah itu kini dibayangi oleh penderitaan karena air rob yang tak kunjung tertanggulangi,” jelasnya.

Menurut Supriyanto, dari sekitar 3.700 rumah yang ada, hampir seluruhnya terdampak rob. 

BACA JUGA:Kolaborasi Yamaha Jabar X Nerd Laboratory, Ngopi Asik Bisa Dapet Yamaha Grand Filano

Setiap kali air pasang datang, dinding rumah warga menjadi penahan air darurat dan lantai berubah menjadi kolam.

Banjir yang terjadi, jelasnya, bukan berasal dari laut, melainkan akibat luapan sungai yang mengelilingi desa. 

Ia menilai, solusi paling efektif adalah pembangunan tanggul isolasi sepanjang 6,5 kilometer.

“Sudah puluhan tahun kami bersuara dan meminta. Namun hingga kini belum ada penanganan permanen. Kami berharap keluhan kami tidak hanya didengar, tapi juga ditindaklanjuti,” tegasnya.

BACA JUGA:Kejutan Daftar Pemain Timnas Indonesia Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Nama Besar Dicoret Kluivert

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait