Semarak Karnaval Unjungan Buyut Jangga

Semarak Karnaval Unjungan Buyut Jangga

INDRAMAYU-Masyarakat desa di Kabupaten Indramayu, hingga kini masih  menjaga kelestarian budaya upacara adat unjungan ke makam leluhurnya. Unjungan dari arti kata mengunjungi itu digelar setiap tahunnya. Dalam acara adat tradisi tersebut juga diisi dengan berbagai macam kegiatan lainnya yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat setempat. Di Desa Jumbleng, upacara adat unjungan diisi dengan menggelar acara karnaval yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Acara pawai akbar yang digelar, Rabu (6/11) pagi itu, diikuti ribuan orang melewati Jalan Raya Jangga-Terisi. Dalam pawai itu, warga lainnya yang tidak ikut karnaval terlihat antusisa menyambut iring iringan pawai. Karena kegiatan tersebut menggunakan badan jalan, arus lalu lintas di Jalan Raya Jangga-Terisi tersendat. Meski demikian, pengguna jalan yang melintas tidak mempersoalkan adanya kegiatan yang digelar masyarakat Desa Jumbleng itu. “Memang menghambat perjalanan. Tapi kami mengerti dan tidak masalah, karena itu kegiatan adat istiadat masyarakat. Di desa kami juga sama menggelar arak-arakan pada acara kunjungan kok,” kata Rastiman, pengguna jalan yang mengaku asal Cikedung itu. Kuwu Desa Jumbleng, Suyanto mengatakan, karnaval merupakan rangkaian acara pelaksanaan upacara adat Unjungan Buyut Jangga. Dalam acara karnaval tahun ini, diakuinya, merupakan yang paling meriah, karena melibatkan seluruh elemen masyarakat dan diikuti oleh sedikitnya seribu orang. “Upacara adat Unjungan merupakan gelaran rutin yang dilaksanakan setiap tahunya. Acara ini selain mengenang dan memberikan. penghormatan kepada leluhur kita, yaitu Buyut Jangga, juga warga berziarah ke makam orang tua atau keluarganya yang sudah meninggal dunia,” ujarnya. Lebih lanjut, dikatakan Suyanto, pada upacara adat Unjungan digelar tahlilan dan doa bersama untuk mendoakan leluhur dan orang tua yang sudah meninggal dunia, dipimpin oleh tokoh ulama. “Adat Unjungan hingga kini masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Desa Jumbleng,” tandasnya. Menurut Suyanto, acara adat ini, memiliki nilai sejarah dan banyak sisi positifnya. ”Karena adat tradisi Unjungan ini merupakan warisan nenek moyang kita, dan mengenang sekaligus memberikan penghormatan kepada leluhur atau orang tua kita dulu. Dalam unjungan ini dijadikan sebagai ajang tali silaturahmi masyarakat Desa Jumbleng,” pungkasnya. (kom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: