Kolaborasi Seni dan Alam untuk Hasilkan Karya Kreatif

IndramayuYuk menggelar Torina Wanakarya, Senin (11/11). Kegiatan ini merupakan pra event kedua yang digelar kelompok city branding Kabupaten Indramayu ini. Bagaimana suasananya? UTOYO PRIE ACHDI, Indramayu PULUHAN siswa SDN 1 Karangsong tampak semangat menghias topeng khas Indramayu dengan cat alami dari limbah mangrove. Ya, mereka dilibatkan dalam kegiatan Torina Wanakarya yang merupakan kampanye pelestarian budaya dan edukasi pelajar Indramayu dari pulul 08.00 sampai 12.00 WIB di SD setempat. Torina Wanakarya merupakan rangakian acara city branding “Urban Village 2019: Masterpiece of West Java”. Tidak hanya menggagas kesenian topeng, Torina Wanakarya juga mengusung edukasi megenai hutan mangrove oleh Abdul Latif selaku pengelola Rumah Berdikari, naungan perajin khas Indramayu. Ketua City Branding IndramayuYuk Kemal Fauzan mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kepekaan siswa terhadap pelestarian hutan mangrove Karangsong sebagai hutan mangrove terbesar di Jawa Barat, serta melek budaya akan tari topeng Indramayu yang perlahan mulai ditinggalkan. “Kami melihat hanya sedikit masyarakat yang masih peduli terhadap budaya lokal, sehingga kami mengagas ide untuk mengkolaborasikan budaya daerah dengan hasil alam. Torina Wanakarya juga menjadi cara kami mendukung budayawan, akademisi, pengusaha kesenian dan pegiat hutan mangrove dari Indramayu untuk melestarikan potensi-potensi dari Indramayu,” katanya. Dikatakan Fauzan, Torina Wanakarya diharapkan dapat menjadi wadah untuk terus meningkatkan budaya Indramayu dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. “Kesadaran budaya dan melek lingkungan juga harus diterapkan sejak dini agar tidak ada budaya yang punah, serta alam yang tetap lestari,” pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: