Petani Cemas Harga Gabah Anjlok

Petani Cemas Harga Gabah Anjlok

INDRAMAYU- Petani di sejumlah wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) lagi waswas. Mereka khawatir harga gabah anjlok seiring hujan memasuki musim panen. Kekhawatiran itu bukan tanpa sebab. Diguyur hujan terus-terusan padi siap panen mengalami rebah dan menjadi sasaran serangan hama tikus. Tak sampai disitu, upaya petani melakukan panen dini terganjal cuaca yang tidak bersahabat. Gabah sulit dijemur, alhasil kualitasnya menurun dan dikhawatirkan terjual dengan harga murah. “Panennya tidak optimal, kami cemas harga gabah anjlok,” ucap Andi, salah seorang petani di Kecamatan Anjatan kepada Radar Indramayu, Jumat (13/12). Dari informasi yang didapatnya, harga gabah saat ini di bawah Rp4.500/kg. Padahal sebelumnya masih dikisaran Rp5.000 sekilo. Kendati harganya jatuh, gabah sulit dijual. Pasalnya, mayoritas tengkulak tidak mau menerima gabah dalam keadaan basah. Senasib yang dialami petani di Kecamatan Patrol. Mereka juga kesulitan untuk menjemur gabah karena hujan masih sering turun secara tidak menentu. Petani setempat Leman, menuturkan, sebelum dijual, gabah yang baru dipanen memang harus dijemur terlebih dulu. Pasalnya, tengkulak tidak mau membeli gabah yang basah. \'\'Gabah yang dijual dalam kondisi basah harganya murah. Jadi harus dijemur dulu,\'\' katanya. Saat cuaca seperti ini, dibutuhkan waktu sampai seminggu lebih agar gabah yang dijemur bisa kering optimal. Padahal biasanya, gabah hasil panen cukup dua hari dipanaskan dibawah sinar matahari. “Ini mau seminggu gak kering-kering. Saban hari jampir hujan terus. Kemarin sudah hampir kering, eh sorenya malah kehujanan. Terpaksa dijemur lagi,” ujar Leman. Dia mengungkapkan, dalam sehari hanya bisa menjemur padi selama 4-5 jam. Mulai dari pukul 09.00 WIB sampai jam 2 siang. Sebab, jika sudah lewat tengah hari, cuaca biasanya berubah mendung dan mulai hujan rintik-rintik. Kadangpula hujan turun tak mengenal waktu. Ketika sedang asyik beristirahat melepas lelah, hujan mendadak jatuh ke bumi tanpa terlebih dahulu memberi tanda mendung. Dia pun kelimpungan mengamankan gabah dari siraman air. “Gak ada mendung, hujannya langsung bregg. Sampai jemuran gabahnya gak ketolong. Basah semua jadinya,” keluh dia. (kho)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: