Aparat Gabungan Recovery Lokasi Bencana Angin Puting Beliung

Aparat Gabungan Recovery Lokasi Bencana Angin Puting Beliung

INDRAMAYU – Sehari pasca diterjang angin puting beliung, aparat gabungan dari TNI, Polri dan Satpol PP Kecamatan Kroya terjun kelokasi bencana, Jumat (27/12). Bersama warga dan aparat desa setempat, mereka melaksanakan recovery atau upaya perbaikan rumah rusak milik warga di Blok Karanganyar RT 11 RW 04 Desa Jayamulya. \"Fokusnya adalah pembenahan rumah yang rusak karena dampak angin kencang. Setelah itu baru menyasar ke lingkungan. Pohon-pohon yang tumbang dibersihkan,” kata Camat Kroya, Haryono SH didampingi Danramil 1617/Gabuswetan, Kapten Inf Suranto, Kapolsek Kroya Iptu Rudi Hartono SSos, serta Kuwu Desa Jayamulya Sri Rejeki disela memimpin aksi kerja bakti. Selain aparat, lanjut dia, juga diterjunkan tim medis dari Puskesmas Temiyang serta Tanggap Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu. Mereka ditugaskan untuk memeriksa kesehatan para korban serta Trauma Healing. Tak cuma itu, petugas dari PLN ikut dilibatkan guna memulihkan jaringan listrik yang sebelumnya terputus. “Semua komponen kita libatkan. Supaya upaya recovery ini segera tuntas,” kata dia. Ditegaskan Camat Haryono, beberapa saat setelah kejadian pihaknya bersama unsur Muspika dan Satlak Penanggulangan Bencana Alam (PBA) langsung terjun ke lokasi. Puluhan anggota Polisi, TNI dan Satpol PP dikerahkan untuk melakukan upaya meredam kepanikan warga. Sementara itu, sejumlah warga korban angin puting beliung mengaku masih dirundung trauma setelah dilanda musibah. Terlebih, sehari pasca bencana, cuaca tak kunjung bersahabat. Mendung tebal terus menggelayut bertanda hujan bakal terus melanda. Salah seorang warga menuturkan, angin puting beliung melanda dusunnya sekitar jam empat sore hingga menjelang magrib. Sebelumnya cuaca memang sudah tidak bersahabat. Langit mendung sejak pukul 15.00, lantas berubah menjadi hujan deras disertai suara angin ribut terdengar keras akibat gesekan dahan di pepohonan. Saat itulah, suasana tiba-tiba mencekam. “Lama-lama suaranya seperti baling-baling kapal helikopter. Keras sekali, bikin takut,” ujarnya. Warga yang ketakutan, khususnya yang menempati rumah gubuk maupun semi permanen langsung berhamburan keluar berusaha menyelamatkan diri lantaran khawatir kediaman mereka ambruk diamuk angin puyuh. Untungnya, angin bak ular berkelok tidak menghempaskan rumah warga secara bersamaan. Tapi justru pilih-pilih sasaran. Dilaporkan sebanyak 10 unit rumah warga mengalami rusak berat, dua diantaranya ambruk nyaris rata dengan tanah. Rumah ambruk diketahui milik Darwita (80) serta Nurjaya (54). Darwita tak hanya kehilangan kediamannya, dia juga mengalami luka pada bagian kepala akibat kejatuhan genteng. (kho)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: