Warga Cangko Syukuran di Jembatan Gantung

Warga Cangko Syukuran di Jembatan Gantung

INDRAMAYU-Puluhan warga dan Pemerintah Desa Cangko menggelar doa serta makan bersama di atas jembatan gantung, Kamis (6/2). Kuwu Desa Cangko Patkhurahman mengatakan, kegiatan doa dan bancakan atau makan bersama merupakan wujud rasa syukur telah rampungnya pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan dua desa yakni Desa Cangko Kecamatan Tukdana dan Desa Gunungsari Kecamatan Sukagumiwang. “Kegiatan ini merupakan inisiatif dari warga Blok Desa yang ingin syukuran atas selesainya pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan dua desa yakni Desa Cangko dan Desa Gunungsari yang menyeberangai Sungai Cimanuk,” ujarnya. Menurutnya, jembatan gantung dengan panjang 120 meter dan lebar 1,8 meter ini bisa dilintasi sepeda motor secara berpapasan sehingga bisa berdampak sektor perekonomian warga. ”Warga tidak perlu lagi memutar arah, sehingga jaraknya lebih dekat dan cepat,” ujarnya sambil mengatakan jika jembatan gantung ini merupakan program dari Kementerian PUPR Ditjen Bina Marga. Diakuinya, dengan jembatan gantung ini memberikan sentuhan baru bagi warganya dan warga desa tetangganya yang selama puluhan tahun hanya mengandalkan jasa perahu tambangan untuk bisa menyeberangi Sungai Cimanuk. “Dengan adanya jembatan gantung bisa mempermudah akses jalan masyarakat dua kecamatan,” katanya. Atas nama warga, Patkhurahman berterimakasih kepada pemerintah, dan anggota DPR RI Daniel Muttaqien yang bisa menyalurkan aspirasi masyarakatnya untuk membangun jembatan gantung. Hal senada dikatakan, salah seorang tokoh masyarakat, Badrun. Dikatakannya, doa dan makan bersama di atas jembatan gantung merupakan ungkapan syukur terhadap program pembangunan pemerintah yang sesuai dengan harapan dan keinginan warga. Jembatan gantung, menurutnya, membuka gerbang pembangunan infrastruktur yang lebih baik, dan membuka aktivitas masyarakat yang semakin mudah. “Bisa mempermudah masyarakat yang profesinya sebagai petani angkut gabah, pedagang keliling juga bisa cepat, karena selama ini akses penyeberangan perahu tambangan harus ada biaya yang dikeluarkan untuk bayar jasa,” tukasnya. Doa bersama yang diselingi dengan makan bersama di atas jembatan, kata Badrun, menjadi simbol kekompakan masyarakat yang mendukung keberadaan pembangunan jembatan. “Kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang berjasa membangun jembatan. Semoga jembatam gantung ini membawa kemajuan kedua desa lebih maju dan baik lagi bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: