China Dominasi Belanja Militer Asia-Pasifik 2024, Indonesia Naik ke Peringkat Kedelapan Regional

China Dominasi Belanja Militer Asia-Pasifik 2024, Indonesia Naik ke Peringkat Kedelapan Regional

China Dominasi Belanja Militer Asia-Pasifik 2024, Indonesia Naik ke Peringkat Kedelapan Regional--canva

RADARINDRAMAYU.ID - Belanja militer di kawasan Asia-Pasifik mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024, mencerminkan peningkatan ketegangan geopolitik dan persaingan kekuatan yang semakin tajam.

Total pengeluaran militer di kawasan ini tercatat mencapai sekitar US$627 miliar, setara dengan 23% dari total belanja militer global yang mencapai US$2.718 triliun.

China tetap menjadi negara dengan belanja militer terbesar di kawasan, mengalokasikan sekitar US$313,7 miliar, yang mencakup hampir setengah dari total belanja militer Asia Pasifik.

Indonesia, meskipun menghadapi tantangan anggaran, menempatkan dirinya sebagai negara dengan belanja militer terbesar kedelapan di kawasan, dengan pengeluaran mencapai US$15,1 miliar.

BACA JUGA:Migrant CARE Bersuara: Nasib Buruh dan Pekerja Migran Makin Kelam di Tengah Gelapnya Indonesia!

Angka ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat sektor pertahanan, meskipun berada di tengah keterbatasan anggaran dan prioritas pembangunan nasional.

Pemerintah Indonesia berencana untuk meningkatkan anggaran pertahanan secara bertahap hingga mencapai 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB), dengan fokus pada modernisasi alutsista dan penguatan infrastruktur pertahanan.​

Peningkatan belanja militer di Asia Pasifik tidak hanya dipengaruhi oleh kebijakan negara-negara besar seperti China, tetapi juga oleh respons negara-negara lain terhadap dinamika keamanan regional.

Misalnya, Jepang dan Australia telah meningkatkan anggaran pertahanan mereka sebagai bagian dari strategi untuk menghadapi potensi ancaman dari China.

BACA JUGA:Bukan Aplikasi Penghasil Uang! Ini Cara Resmi Dapat Saldo Gratis Ratusan Ribu Rupiah dari APK DANA

Jepang berencana untuk menggandakan anggaran pertahanannya hingga mencapai 2% dari PDB pada tahun 2027, sementara Australia merencanakan peningkatan tahunan anggaran pertahanan hingga mencapai US$76,5 miliar melalui tahun 2033-34.​

Dengan meningkatnya belanja militer di kawasan ini, muncul kekhawatiran mengenai potensi perlombaan senjata yang dapat mempengaruhi stabilitas kawasan.

Peningkatan anggaran pertahanan oleh negara-negara besar dapat memicu negara-negara lain untuk melakukan hal yang sama, menciptakan siklus peningkatan militerisasi yang sulit dikendalikan.

Oleh karena itu, penting bagi negara-negara di Asia-Pasifik untuk mengedepankan dialog dan kerja sama dalam upaya menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.​

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: