Timnas Indonesia U-17 Dinilai Masih Banyak Kekurangan, Bung Kusnaeni Sarankan Ambil Pemain Diaspora!

Bung Kusnaeni sarankan Nova Arianto ambil pemain diaspora-@mohamadkusnaeni-radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Menjelang gelaran Piala Dunia U-17 2025 yang akan digelar pada November mendatang di Qatar, Timnas Indonesia U-17 kembali menjadi sorotan.
Kali ini, pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni atau yang akrab disapa Bung Kusnaeni, memberikan penilaian sekaligus masukan yang cukup tajam terkait persiapan skuad muda Garuda.
Menurutnya, meskipun Timnas U-17 menunjukkan perkembangan, masih ada celah besar yang harus segera ditambal jika ingin bersaing di level dunia.
Salah satu solusinya, menurut Kusnaeni, adalah dengan mendatangkan pemain diaspora yang memiliki kualitas fisik dan teknik mumpuni.
BACA JUGA:Resmi Dipanggil! Dua Penggawa Timnas Akan Perkuat ASEAN All Stars Kontra Manchester United
“Pertama adalah penguatan tim dengan menambah materi pemain yang punya postur dan kualitas fisik untuk bersaing dengan pemain dari Eropa atau Afrika yang mungkin nanti jadi lawan-lawan kita di fase grup,” ujar Bung Kusnaeni.
Bung Kusnaeni menegaskan, pelatih Timnas U-17, Nova Arianto, tidak bisa hanya mengandalkan pemain dari dalam negeri saja.
Ia mendorong agar proses pencarian pemain diperluas ke berbagai sumber, termasuk kompetisi lokal dari Elite Pro Academy (EPA), Liga 1 hingga Liga 4, bahkan dari luar negeri.
“Coach Nova perlu mencari tambahan pemain dengan kualitas seperti itu. Entah dari kompetisi EPA, Liga 1, 2, 3, 4 atau diaspora,” tambahnya.
Pemain diaspora dinilai penting untuk melengkapi komposisi tim yang dinilai masih memiliki banyak kekurangan, terutama dalam aspek fisik.
Hal ini sangat krusial mengingat lawan-lawan yang akan dihadapi di ajang Piala Dunia mendatang kemungkinan besar berasal dari negara-negara dengan standar fisik tinggi.
Meski mengapresiasi kemampuan teknis para pemain muda yang ada saat ini, Kusnaeni menyebut bahwa jam terbang mereka masih kurang.
Kurangnya pengalaman bertanding, terutama dalam laga yang intensitasnya tinggi, menjadi salah satu kelemahan mendasar yang terlihat jelas dalam beberapa laga uji coba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: