Eks Pemain PSM Makassar Asal Belanda Hina Indonesia: Sepakbolanya Nol, Negaranya Miskin!

Eks Pemain PSM Makassar Asal Belanda Hina Indonesia: Sepakbolanya Nol, Negaranya Miskin! -pict/sortituotsi-Radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Anco Jansen pemain berkebangsaan Belanda, mantan pemain PSM Makassar, baru-baru ini menyita perhatian setelah mengucapkan pernyataan kontroversial tentang Indonesia dalam podcast Voetbalpraat.
Jansen secara terang-terangan menyebut Indonesia sebagai negara yang miskin dan menyinggung situasi sepak bola Indonesia, yang dia anggap tidak berkembang.
Komentar kontroversial Anco Jansen
Jansen berbicara dalam podcast tersebut tentang pengalamannya bermain di Indonesia, terutama saat bermain untuk PSM Makassar pada musim 2021-2022.
BACA JUGA:Usaha Sudah Jalan, Tapi Masih Ditolak KUR BRI? Cek Lagi Syaratnya, Mungkin Ada yang Kurang!
Ia menunjukkan banyak aspek kehidupan Indonesia, seperti kondisi ekonomi negara dan suasana sepak bola yang dianggapnya unik tetapi penuh tekanan.
Jansen menyatakan bahwa meskipun Indonesia adalah negara miskin, hampir semua orang di sana memiliki smartphone dan sangat aktif di media sosial seperti Instagram.
Itu merupakan salah satu pernyataannya yang paling mengejutkan publik.
Namun, dia juga menyoroti sisi negatif dari kritik yang kerap berlebihan di media sosial.
BACA JUGA:Skema Pinjaman Non KUR BRI 2025 Terbaru: Dapatkan Limit Pinjaman 500 Juta Cicilan Mulai 146 Ribu
Ia menunjukkan seberapa besar pengaruh netizen terhadap opini publik tentang pemain sepak bola, termasuk dirinya sendiri.
Jansen bahkan menyatakan bahwa selama bermain di Indonesia, ia sering disarankan untuk menghindari penggunaan media sosial selama dua hari jika ia gagal mencetak gol karena ia dapat mengalami serangan netizen.
Jansen juga mengkritik sepak bola Indonesia. Ia menyatakan bahwa negara ini tidak memiliki fasilitas yang memadai, pendidikan yang memadai, dan instruktur yang berkualitas.
Ia menyatakan bahwa popularitas pemain naturalisasi lebih penting daripada prestasi sepak bola internasional yang sebenarnya di Indonesia.
Dia berpendapat bahwa jutaan pengikut di media sosial tidak menunjukkan kualitas sepak bola yang sebenarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: