PSSI Akui Menyesal Tak Menaturalisasi Ian Maatsen Sejak Awal 'Kini Ia Cetak Gol Bersama Timnas Belanda'

pssi akui menyesal tak menaturalisasi ian maatsen-reuters-radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - PSSI akui menyesal tak menaturalisasi Ian Maatsen sejak awal.
Sudah bertahun-tahun, nama Ian Maatsen menggema di benak para pecinta sepak bola Indonesia sebagai salah satu aset berharga yang bisa mengubah nasib Timnas Garuda.
Bek kiri andalan Aston Villa ini bukan hanya sekadar pemain biasa nilai pasarnya yang fantastis, mencapai 28 juta euro (Rp499,8 miliar), membuktikan kualitasnya di tingkat Eropa.
Impian untuk melihatnya membela Merah-Putih sempat begitu nyata, terutama karena Belanda tak kunjung memberinya kesempatan di tim senior, meski ia masuk dalam skuad sementara untuk Euro 2024.
BACA JUGA:5 Aplikasi Saldo Dana Gratis Ini Wajib Kamu Unduh Jika Mau THR Sebelum Lebaran!
BACA JUGA:Segera Ajukan Pinjaman Non KUR Bank BRI, Limit Besar Sampai Rp500 Juta, Cocok untuk Modal UMKM
Namun, kini harapan itu seperti ditelan kabut. Nama Maatsen kembali menjadi perbincangan panas, tetapi kali ini dengan nada kegetiran.
Pemain berusia 23 tahun yang sempat diidam-idamkan karena darah Indonesia yang mengalir dalam nadinya itu, akhirnya mengukir sejarah dengan debut gemilang bersama Timnas Belanda senior.
Sebuah momen yang seharusnya bisa menjadi milik Indonesia, tetapi kini telah berubah menjadi penyesalan yang dalam.
Penantian panjang Ian Maatsen akhirnya terbayar, tetapi sayangnya bukan untuk Indonesia. Di bawah arahan pelatih Ronald Koeman, Maatsen mendapat kepercayaan sebagai starter dalam laga dramatis perempat final UEFA Nations League A 2024-2025 melawan Spanyol (24/3/2025). Ia tak sekadar hadir—ia bersinar.
BACA JUGA:Klaim Saldo DANA Gratis Rp770.000 untuk Pengguna Beruntung, Cek DANA Kaget Terbaru Hari Ini Selasa, 25 Maret
Dalam formasi 4-2-3-1, Maatsen menjadi benteng kokoh di sisi kiri, meredam ancaman Lamine Yamal, salah satu winger muda paling berbakat di dunia.
Namun, ia tak hanya bertahan—ia juga menjadi pahlawan serangan. Di menit ke-79, ia mencetak gol spektakuler setelah menerima umpan matang dari Xavi Simons, menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Spanyol sempat unggul lewat dua gol Mikel Oyarzabal (6’ dan 67’), sementara Belanda membalas lewat penalti Memphis Depay (54’). Dengan agregat 4-4, pertandingan berlanjut ke babak extra time.
Di perpanjangan waktu, Spanyol kembali unggul lewat Yamal (103’), tetapi Belanda tak menyerah. Simons mencetak gol penyeimbang (109’).
Sayangnya, dalam drama adu penalti, Spanyol keluar sebagai pemenang 5-4 dan melaju ke semifinal untuk menghadapi Prancis.
Dengan performa luar biasa ini, peluang Maatsen untuk terus dipanggil Timnas Belanda semakin besar. Jika ia tampil lebih dari tiga kali di laga resmi, pintu untuk membela Indonesia akan tertutup selamanya. Dan sayangnya, jalan itu kini semakin terbuka lebar.
Kini, para pecinta sepak bola Tanah Air hanya bisa memandang dengan perasaan campur aduk. Ian Maatsen, pemain yang seharusnya bisa menjadi tulang punggung Timnas Indonesia, justru akan menjadi musuh di masa depan.
Ia bisa saja menjadi bek andalan Belanda di Piala Dunia 2026, sementara Indonesia masih berjuang mencari sosok bek kiri sekalibernya.
BACA JUGA:DANA Bansos PKH dan BPNT Tahap 2 Batal Cair Jelang Lebaran? Begini Cara Cek Jadwal Pencairan Terbaru
BACA JUGA:Mau Pinjaman Usaha Tanpa Ribet? KUR BNI 2025 Bisa Cair Sampai Rp500 Juta, Cek Syaratnya di Sini!
Kisah Maatsen seharusnya menjadi alarm keras bagi PSSI. Naturalisasi pemain keturunan harus dilakukan dengan strategi cepat dan tepat, bukan menunggu hingga mereka menjadi bintang dunia.
Jika tidak, Indonesia akan terus menjadi penonton, menyaksikan talenta-talenta hebat yang seharusnya bisa memperkuat Garuda justru bersinar di negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: