Terlalu Sulit? Mitchel Baker Tidak Bisa Dinaturalisasi untuk Bela Timnas Indonesia, Karena Ini Alasannya!

RADARINDRAMAYU.ID - Mitchel Bakker yang sempat menjadi harapan besar bagi Timnas Indonesia, dipastikan gagal menjalani proses naturalisasi. 

Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh PSSI, yang menjelaskan kendala utama yang menghadang dalam upaya merekrut Bakker.

Banyak pihak terutama para pendukung Timnas Indonesia merasa kecewa dengan keputusan ini, karena mereka telah memendam harapan tinggi terhadap kehadiran Bakker di skuad Garuda.

Masalah utama yang menghambat proses naturalisasi Bakker adalah aturan FIFA yang cukup ketat. 

BACA JUGA: Thom Haye Bicara Soal Pemecatan Shin Tae-yong, Akui STY Sosok Penting dalam Karirnya

BACA JUGA: Calvin Verdonk Berhasil Bawa 2 Kemenangan Manis untuk NEC Nijmegen di Awal 2025

FIFA menetapkan bahwa seorang pemain yang ingin bergabung dengan timnas suatu negara harus memiliki hubungan darah langsung hingga generasi kakek atau nenek. 

Dalam kasus Mitchel Bakker, meskipun dia memiliki leluhur Indonesia, darah Indonesia yang dimilikinya berasal dari buyutnya, yang membuatnya tidak memenuhi persyaratan FIFA.

PSSI melakukan serangkaian verifikasi terkait hal ini, namun hasilnya mengecewakan. 

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan meskipun Bakker memiliki darah Indonesia, hal itu tidak cukup untuk memenuhi kriteria FIFA. 

BACA JUGA: Rispek! Pasca Dipecat, Shin Tae-yong Berharap Patrick Kluivert Sukses Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia

BACA JUGA: Denny Landzaat Pantau Langsung Eliano Reijnders di Eredivisie, Pertanda Akan Tampil Lawan Australia?

“Pak Erick Thohir bilang, Mitchel Bakker terbentur aturan FIFA. Untuk masuk Timnas Indonesia, harus memiliki darah Indonesia dari ibu/bapak atau maksimal kakek/nenek. Nah, Mitchel Bakker memiliki darah Indonesia dari kakek buyutnya sehingga ini yang terbentur aturan FIFA,” ujar Bung Ropan.

Sebelumnya, Erick Thohir juga menyatakan bahwa PSSI masih mencari bukti yang menunjukkan bahwa Bakker memiliki darah Indonesia dari generasi kakek atau neneknya, namun hingga saat ini bukti tersebut belum ditemukan. 

Sumber: