Virus HMPV Masuk Indonesia, Administrator Kesehatan RSUD MA Sentot Beri Tanggapan
Bidan Uswatun Hasanah SST SKM MHKes, Administrator Kesehatan RSUD Pantura MA Sentot Patrol Kabupaten Indramayu.--radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID — Virus Human Metapneumovirus (HMPV) menjadi perhatian dunia setelah merebak di China, dan dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, namun berbeda dengan Covid-19. Bidan Uswatun Hasanah SST SKM MHKes, Administrator Kesehatan RSUD Pantura MA Sentot Patrol Kabupaten Indramayu, memberikan tanggapannya terkait virus HMPV.
"Virus HMPV biasanya menyebabkan gejala seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, serta demam. Kelompok yang paling rentan terhadap HMPV adalah bayi, anak di bawah usia 5 tahun, lansia dengan penyakit kronis, serta orang dengan sistem imun lemah," ujar Bidan Uswatun kepada Radar Indramayu, Senin 13 Januari 2025.
Kata Uswatun, meskipun ditemukan pada tahun 2001, bukti retrospektif menunjukkan bahwa HMPV telah menginfeksi manusia setidaknya selama 66 tahun.
"Penelitian pertama kali mengidentifikasi HMPV di Belanda pada tahun 2001 melalui sampel nasofaring anak-anak dengan penyakit pernapasan. Namun, studi retrospektif di Belanda, Kanada, dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa virus ini telah beredar sejak akhir 1950-an," kata dia.
Penelitian lanjutan mengidentifikasi lima varian HMPV: A1, A2a, A2b, B1, dan B2. Varian A2b menjadi dominan di berbagai negara, termasuk Spanyol, Jepang, dan China.
BACA JUGA:Adi Rosyid Maulana Ditunjuk sebagai Pelaksana Harian PAC GP Ansor Sindang
Hal ini menandakan bahwa varian ini mungkin menjadi jenis yang paling sering ditemukan di seluruh dunia.
"Di wilayah subtropis, seperti China, infeksi HMPV meningkat pada musim dingin. Kendati demikian, kebanyakan kasus bersifat ringan dan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus. Namun, infeksi dapat menjadi serius pada individu dengan risiko tinggi, seperti lansia dan pasien dengan gangguan imunitas," ujar Uswatun menjelaskan.
Meskipun virus ini tidak mematikan, Uswatun meminta warga meningkatkan kewaspadaan, khususnya kepada kelompok tertentu yang rentan terkena virus tersebut.
"HMPV tidak mematikan, gejalanya mirip dengan flu biasa. Namun, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama pada kelompok rentan," jelas Uswatun.
Hingga kini, Uswatun menuturkan belum ada vaksin untuk mencegah infeksi HMPV.
Masyarakat disarankan untuk tetap menjaga kebersihan, menggunakan masker saat sakit, dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk mengurangi risiko tertular.
Dengan kemunculannya di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, pemantauan terhadap virus HMPV menjadi penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, dan melindungi kelompok rentan di masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: