Kegiatan Susur Sungai, Polisi Sudah Periksa Enam Saksi Kasus Tiga Siswi SD yang Meninggal di Sungai

Kegiatan Susur Sungai, Polisi Sudah Periksa Enam Saksi Kasus Tiga Siswi SD yang Meninggal di Sungai

KLARIFIKASI: Ketua Kwarcab Indramayu Jajang Sudrajat memberikan keterangan kepada awak media terkait insiden tiga siswi yang meninggal akibat tenggelam di sungai, kemarin.-Anang Syahroni-RADAR INDRAMAYU

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID - Kejadian tragis yang menimpa tiga siswi SDN 1 Lajer Kecamatan Tukdana yang tenggelam di Sungai Panarikan Desa/Kecamatan Tukdana, pada Sabtu (17/2) lalu, masih menjadi perhatian banyak pihak, terutama Kwarcab Indramayu.

Meskipun awalnya dianggap terjadi dalam kegiatan Kepramukaan yang diadakan sekolah, Ketua Kwarcab Indramayu, Jajang Sudrajat, membantah klaim tersebut dengan menyebut bahwa meninggalnya ketiga siswi tersebut bukan terjadi dalam kegiatan pramuka, melainkan merupakan insiden murni dalam rangka kegiatan sekolah.

Jajang menjelaskan, investigasi dan rapat yang telah dilakukan oleh Kwarcab menunjukkan tiga alasan mengapa kejadian tersebut bukan bagian dari kegiatan Kepramukaan.

Pertama, kegiatan dilaksanakan selama jam pelajaran, sedangkan kegiatan pramuka biasanya dilakukan di luar jam pelajaran. Kedua, siswi-siswi tersebut tidak menggunakan atribut pramuka, melainkan mengenakan seragam olahraga sekolah.

BACA JUGA:Gaji PNS Naik 8 Persen Cair Maret, Berikut Perbandingannya

Ketiga, lanjut Jajang, ada informasi tentang pembentukan pasukan khusus (pasus), yang sebenarnya tidak ada dalam kegiatan pramuka.

“Di pramuka tidak ada pasus, ada dua pengelompokan di SD yaitu usia 7 sampai 10 tahun sebagai siaga, penggalang usia 11 sampai 15 tahun. Ini tidak bisa digabungkan, kegiatan ini harus terpisah. Jadi, ini murni kegiatan sekolah,” ungkap Jajang kepada media, Senin (19/2).

Sementara itu, pihak kepolisian Polsek Tukdana terus melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.
Kapolsek Tukdana, AKP Iwa M, menyatakan bahwa pihaknya tengah mendalami apakah ada unsur pidana dalam kejadian tersebut. Enam orang saksi telah diperiksa, termasuk dua warga yang menyelamatkan korban, dua siswi yang ikut kegiatan, dan dua aparat desa yang melaporkan kejadian ini.

“Guru pembimbing masih dirawat di RUSD Indramayu karena kondisi sakit. Meskipun melakukan aksi penyelamatan, guru pembimbing ikut terbawa arus. Dari 22 siswa yang ikut kegiatan hiking, lima siswi tenggelam, dua berhasil diselamatkan, dan tiga ditemukan sudah meninggal,” jelasnya. (oni)

BACA JUGA: BYD Rajai Penjualan EV di Pasar Global Sebanyak Tiga Juta Unit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: