Kartu Tani untuk Jatah Pupuk Subsidi

Kartu Tani untuk Jatah Pupuk Subsidi

INDRAMAYU- Pendistribusian kartu tani yang mulai merata disambut gembira para petani di Kabupaten Indramayu. Pasalnya, dengan adanya kartu tani, petani berharap mendapatkan bantuan pupuk bersubsidi dari pemerintah. Wakil Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) H Sutatang mengatakan, kartu tani bisa jadi salah satu solusi permasalahan kelangkaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Indramayu.

Dikatakan Sutatang, syarat mendapatkan bantuan pupuk bersubsidi salah satunya adalah petani harus memiliki kartu tani. Untuk itu, pihaknya mendorong KTNA di tingkat kecamatan untuk ikut serta menyosialisasikan kepada petani di wilayah agar mengurus pembuatan kartu tani. Sehingga, tidak ada petani yang tidak dapatkan bantuan pupuk dari pemerintah tersebut.

“Harus punya kartu tani, tapi untuk mendapatkannya petani harus terdaftar di elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok atau e-RDKK agar alokasi kebutuhan pupuk subsidinya tepat,” ucap paria yang akrab disapa Tatang ini pada Radar Indramayu, Selasa (22/6).

Dijelaskannya meski petani sudah memiliki kartu tani, setiap tahun petani harus kembali didata agar masuk dalam e-RDKK. Sehingga, jika petani tidak terdaftar dalam e-RDKK mereka tidak bisa mendapatkan bantuan pupuk bersubsidi pada tahun berikutnya.

“Setiap tahun harus terdaftar supaya alokasi pupuknya dapat terus, karena di Indramayu ada juga petani sewa atau garap yang setiap tahun ada yang ganti nama petani yang sewa. Jadi pendaftarannya setiap tahun, bagusnya petani punya kartu tani tapi yang harus masuk di e-RDKK,\" paparnya.

Tatang berharap dengan adanya petani yang telah mendapatkan kartu tani alokasi pupuk subsidi bagi petani di Kabupaten Indramayu terpenuhi. “Semoga alokasi pupuknya terpenuhi sehingga tidak terjadi lagi kelangkaan pupuk bersubsidi seperti di tahun 2022,\" harapnya.

Sementara itu, Koordinator BPP Sukagumiwang Ma\'in mengatakan, sebanyak 3.903 petani di wilayahnya telah mendapatkan kartu tani. Namun, masih banyak petani belum membuat kartu tani, sehingga pihaknya terus melakukan pendataan dengan menggandeng ketua kelompok tani, dan pemerintah desa masing-masing untuk ikut mensosialisasikan kepada warganya agar membuat kartu tani.

“Petani tingggal datang ke ketua poktan, penyuluh, atau pemdes.Bawa persyaratannya, atau bisa juga langsung ke BPP yang sudah punya kartu tani. Saya juga daftar ulang untuk dimasukan ke e-RDKK,” ujarnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: