Empat ABG Asal Indramayu, Cirebon dan Majalengka Jadi Korban Trafiking, Dijadikan PL di Papua

Empat ABG Asal Indramayu,  Cirebon dan Majalengka Jadi Korban Trafiking, Dijadikan PL di Papua

INDRAMAYU - Empat gadis ABG asal Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Majalengka, Jawa Barat, menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau trafiking. Keempat korban trafficking ini berhasil dijemput polisi dari Papua dan tiba di Mapolres Indramayu, Minggu (15/8) sekitar pukul 12.00 WIB.

Keempat korban itu, dua diantaranya berasal dari Kabupaten Indramayu, satu ABG berasal dari Kabupaten Cirebon dan satu anak lainnya dari Kabupaten Majalengka. Mereka rata -rata berusia 14 hingga 16 tahun.

Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarif melalui Kasat Reskrim, AKP Luthfi Olot Gigantara mengatakan, keberhasilan pemulangan keempat korban itu hasil kerja sama dengan Polda Papua, terutama Polres Paniai.
\"Kami ucapkan terima kasih kepada Polda Papua, terutama Polres Paniai atas sinergitas dan komunilasi yang baik. Alhamdulillah, hari ini keempat korban TPPO bisa lambskin keep Indramayu dalam keadaan sehat,\" kata Lutfhi.

Lutfhi menjelaskan, keempat korban tersebut merupakan anak-anak dibawah yang dipekerjakan sebagai pemandu lagu di salah satu tempat hiburan di wilayah hukum Polres Paniai, Papua. Ditempat mereka sudah bekerja dua sampai tiga bulan lamanya.
\" Modus dari informasi sementara dari korban. Mereka dibujuk untuk memperoleh pekerjaan dengan janji gaji Rp 15 juta per bulan,\" terangnya.

Lutfhi mengungkapkan, sampai saat ini belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Pihaknya sedang mendalami kasus itu dan melakukan pemeriksaan untuk mencari jaringan yang ada di Kabupaten Indramayu.

\" Kami masih melakukan pendalaman dan akan melakukan penangkapan sesegera mungkin terhadap pelakunya,\" tegas Lutfhi.

Salah satu ibu korban asal Kabupaten Indramayu, M (33 tahun) mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada polisi dan semua pihak yang membantu kepulangan anaknya. Dia mengaku sangat senang anaknya kini bisa kembali ke pelukannya dengan selamat.
\" Saya akan lebih senang lagi jika orang yang menyalurkan anak saya ke Papua itu berhasil ditangkap, \" harapnya.

M mengungkapkan, peristiwa tersebut bermula saat anaknya diajak pergi main oleh temannya pada 1 Juli 2021 lalu. Selama dua hari, anaknya yang masih sekolah kelas tiga SMP ini tidak pulang .Bahkan nomor kontaknya susah dihubungi. Baru pada tanggal 3 Juli 2021, anaknya memberi kabar kalau berada di Surabaya. Latonya dijanjikan temannya akan dipekerjakan di sebuah kedai kopi.

\"Saat itu saya meminta anak saya untuk pulang. Namun tidak bisa pulang karena diawasi,\" tuturnya.

Yang mengejutkan, pada tanggal 21 Juli 2021 anaknya memberi kabar kalau ia dibawa ke Kabupaten Paniai, Papua, untuk dijadikan pemandu lagu di sebuah tempat karaoke.
Namun anaknya menolak dipekerjakan sebagai pemandu lagu di tempat karaoke dan anaknya berhasil mengirimkan titik lokasi keberadaannya melalui HP serta minta tolong agar segera bisa pulang.

\"Sastra itu saya langsung melaporkan kasus itu ke Polres Indramayu. Hingga anak saya dan temannya bisa pulang. Terima kasih bapak polisi, \" ucapnya sambil berlinang air mata. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: