Catat Pekerja Migran Disangka Data Bansos

INDRAMAYU-Pemkab Indramayu melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) melakukan pendataan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan Purna Pekerja Migran Indonesia (Purna PMI).
Ratusan petugas pendataan diterjunkan untuk mencatat para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di seluruh pelosok pedesaan Bumi Wiralodra. Baik yang mantan, masih aktif maupun sedang proses menunggu pemberangkatan.
Sejumlah petugas memiliki pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Di samping waswas karena berisiko tinggi terpapar virus corona.
Seperti yang dialami Nuryani, petugas pendataan PMI di Desa Sukra, Kecamatan Sukra. Dia mengaku, kerap mengalami kejadian menggelikan.
Umumnya dicueki warga. Kedatangannya seolah dianggap angin lalu. Padahal untuk menuju rumah-rumah warga, Nuryani bersama salah seorang rekannya mesti blusukan dari pagi hingga menjelang magrib.
Mencari informasi dari mulut ke mulut keberadaan warga yang berstatus PMI ataupun mantan.
“Kami tidak dibekali data awal untuk kemudian tinggal diverifikasi. Tapi cari sendiri. Untungnya tidak terlalu sulit untuk menemukan para PMI, rata-rata warga tahu,” katanya kepada Radar, kemarin.
Selain tanpa dibekali data awal, diapun mesti pandai-pandai menjelaskan kepada warga bahwa tujuannya adalah melakukan pendataan. Tidak ada maksud lain.
Sebab, banyak warga yang menyangka dirinya adalah petugas pendataan bantuan sosial (bansos). Hal ini tidak mengherankan. Lantaran waktu pendataan berbarengan dengan ramainya bansos dari pemerintah.
“Iya, seringnya kami disangka petugas bansos. Sampai pernah datangi rumah warga, tuan rumahnya senang bukan kepalang. Untungnya setelah dikasih penjelasan mereka mengerti sih. Tapi tetap harapannya dapat bantuan gitu,” tuturnya.
Nuryani menjelaskan, selain mendata PMI dan purna PMI, tugas lainnya yaitu menyusun laporan hasil pendataan kepada Disnaker. Kegiatan pendataan sendiri sudah berjalan sejak 6 hingga 16 September 2021 nanti.
Dari data sementara yang berhasil dihimpunnya, tercatat sebanyak 357 purna PMI di Desa Sukra. Sebanyak 102 masih bekerja diluar negeri dan 23 orang masih dalam proses pemberangkatan. “Ada yang lagi proses, tapi terkendala karena sekarang masih pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pendataan PMI dan purna PMI dilakukan untuk mendukung salah satu Program Unggulan Bupati Indramayu Pe-Ri (Perempuan Berdikari). Sebuah program pemberdayaan perempuan purna PMI yang akan diberikan pelatihan kewirausahaan dan fasilitasi akses permodalan.
Kepala Disnaker Kabupaten Indramayu, Sri Wulaningsih menyebutkan, sebelum pandemi, Kabupaten Indramayu dalam satu tahun, sedikitnya menempatkan PMI sebanyak 21 ribu PMI ke berbagi negara tujuan penempatan. Dengan tingginya angka penempatan pekerja migran tersebut, mendorong pemerintah daerah untuk berupaya melakukan perlindungan terhadap PMI dengan menyempurnakan basis data PMI yang dimiliki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: