Daftar Tunggu Haji Nyaris 1 Abad, Ini Penyebabnya

Daftar Tunggu Haji Nyaris 1 Abad, Ini Penyebabnya

Radarindramayu, JAKARTA - Calon jemaah haji bakal semakin lama untuk bisa segara berangkat ke tanah suci. Daftar tunggu berangkat haji lebih dari 90 tahun atau nyaris 1 abad.

Lamanya daftar tunggu haji menjadi lebih dari 90 tahun, bukan karena semakin banyaknya calon yang mendaftar.

Kasubdit Siskohat Ditjen PHU Hasan Afandi menjelaskan, lamanya fatar tunggu haji menjadi lebih 90 tahun, disebabkan kuota haji tahun berjalan.

Seperti ramai dibicarakan, aplikasi Haji Pintar atau website Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) menunjukkan data estimasi keberangkatan yang semakin lama. 

BACA JUGA:Kunjungan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier Diterima Presiden Jokowi di Istana Bogor

Beberapa provinsi bahkan masa tunggunya lebih dari 90 tahun untuk bisa melaksanakan ibadah haji.

“Estimasi keberangkatan selalu menggunakan angka kuota tahun terakhir sebagai angka pembagi," terang Hasan Afandi, Kasubdit Siskohat Ditjen PHU di Kantor Urusan Haji Jeddah, Rabu 15 Juni 2022.

Menurut Hasan Afandi, pada tahun 2022, kebetulan kuota haji Indonesia hanya 100.051 atau sekitar 46% dari kuota normal tahun-tahun sebelumnya, jadi daftar tunggu menjadi lama.

Sebelum ada kepastian kuota penyelenggaraan haji 1443 H pada pertengahan Mei 2022, bilangan asumsi yang digunakan sebagai bilangan pembagi masih menggunakan kuota berdasarjan MoU penyelenggaraan haji 2020 (pada akhirnya ada kebijakan membatalkan keberangkatan karena pandemi Covid-19), yaitu 210ribu.

BACA JUGA:Airlangga : Jaga Stabilitas Politik, Jokowi Jamu Ketum Parpol

Sejak ada kepastian bahwa kuota haji 1443 H adalah sekitar 100ribu, maka bilangan pembaginya mengalami penyesuaian.

“Hal inilah yang secara otomatis menyebabkan estimasi keberangkatan semakin lama. Sebab, ketika kuota turun, maka otomatis estimasi keberangkatan akan naik,” jelasnya, seperti dikutip dari FIN.co.id.

Estimasi ini akan terus berjalan sampai dengan adanya kepastian kuota haji pada tahun 1444 H/2023 M. 

Jika kuota kembali normal, misalnya kembali ke 210ribu atau bahkan lebih, maka estimasi keberangkatan akan mengalami penyesuaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fin